KNKT: Risiko Mobil Listrik Terbakar di Atas Kapal 4 Kali Lebih Besar

ANTARA FOTO/Arnas Padda/Spt.
Ilustrasi.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
17/12/2024, 15.22 WIB

Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT menemukan, kendaraan listrik atau EV memiliki risiko terbakar empat kali lebih besar dalam proses pelayaran dibandingkan kendaraan konvensional. Karena itu, pemangku kepentingan telah menyepakati agar jumlah kendaraan listrik dibatasi dalam proses pelayaran penyeberangan.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, tempat motor atau mobil listrik dalam kapal pelayaran telah memiliki insulasi khusus. ejauh ini belum ada metode untuk memadamkan EV yang terbakar di atas kapal pelayaran.

"Selain dibatasi jumlah EV di atas kapal pelayaran, lokasi EV ditempatkan di dekat tempat masuk kapal. Jadi, kalau ada masalah bisa langsung diceburkan ke laut, mengingat susah dipadamkan," kata Soerjanto di kantornya, Selasa (17/12).

Investigator Kecelakaan Pelayaran KNKT, Bambang Safari Alwi, mengatakan setiap kapal pelayaran yang mengangkut EV telah memiliki insulasi khusus. Menurutnya, insulasi tersebut dapat menahan EV yang terbakar sekitar 60 menit.

Parkir EV di atas kapal pelayaran telah dilarang untuk di atas kamar mesin. Ini karena panas dari kamar mesin berpotensi memicu kebakaran pada EV jika diletakkan di atasnya.

Bambang telah merekomendasikan awak kapal pelayaran untuk melakukan patroli berjadwal jika mengangkut EV. Menurutnya, ketiga langkah tersebut paling efektif untuk menjaga keamanan pelayaran saat mengangkut EV.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia alias Gaikindo, penjualan mobil hibrid pada Januari-Oktober 2024 mencapai 47.955 unit. Angka tersebut naik 20,15% dari capaian periode yang sama tahun lalu sejumlah 39.911 unit.

Penjualan EV pada 10 bulan pertama tahun ini mencapai 31.994 unit atau naik 168,85% dari capaian periode yang sama tahun lalu sejumlah 11.900 unit. Salah satu pendorong penjualan EV pada tahun ini disebabkan masuknya BYD ke dalam negeri.

Gaikindo mendata EV merek BYD melampaui capaian Hyundai. Padahal pabrikan otomotif asal Cina tersebut baru memulai perdagangannya di Indonesia pada pertengahan tahun ini.

Angka penjualan BYD pada Juli-Oktober 2024 mencapai 6.980 unit EV, sedangkan Hyundai pada periode Januari-Oktober 2024 hanya 978 unit. Tahun lalu, merek asal Korea Selatan ini masih menempati papan atas penjualan kendaraan listrik. Model Ioniq 5 Signature Extended Hyundai menjadi yang paling diminati ketika itu.

Model EV terlaris besutan BYD selama bulan lalu adalah BYD M6 yang terjual hingga 1.886 unit. Model tersebut mengalahkan Wuling Air EV sejumlah 831 unit.

PLN telah memasok listrik pada 13.720 stasiun pengisian EV hingga semester pertama tahun ini. Jumlah tersebut berasal dari 1.582 SPKLU, 2.182 Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum atau SPBKLU, dan 9.956 Stasiun Pengisian Listrik Umum atau SPLU.

Perusahaan setrum negara itu telah mengoperasikan SPKLU yang tersebar di 1.131 lokasi di seluruh Indonesia atau meningkat 157% dibandingkan semester I tahun lalu yang hanya sebanyak 616 SPKLU.

Hingga semester pertama 2024, jumlah penggunaan listrik di stasiun pengisian tersebut juga mengalami pertumbuhan. Konsumsi listriknya meningkat sebesar 229% menjadi lebih dari 2.438,8 megawatt hour (MWh) dari sebelumnya sebesar 741,8 MWh pada semester pertama 2023.

Reporter: Andi M. Arief