Bahaya Pandemi Corona di Balik “Tembok” Korea Utara

ANTARA FOTO/REUTERS/KCNA//wsj/cf
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri upacara peletakan batu pertama untuk Rumah Sakit Umum Pyongyang yang baru. Foto dipublikasikan oleh Pusat Agensi Berita Korea Utara (KCNA), Selasa (17/3/2020).
14/4/2020, 15.24 WIB

Otoritas dilaporkan telah memerintahkan rumah sakit militer untuk melakukan disinfeksi terhadap area karantina dari para tentara yang sakit. Disinfeksi dengan menggunakan metil alkohol alias metanol.

(Baca: Kasus Corona di Dunia Nyaris 2 Juta Orang, Naik Dua Kali dalam 11 Hari)

Pada 13 April, media yang sama melaporkan bahwa tiga dokter militer dan satu dokter sipil juga meninggal karena gejala yang serupa dengan Covid-19. Puluhan tentara dan pekerja medis yang berada di rumah sakit yang sama dikarantina, begitu juga dengan keluarga para dokter.

NORTHKOREA-POLITICS (ANTARA FOTO/REUTERS/KCNA//wsj/dj)

Korea Utara dilaporkan memiliki sistem kesehatan dan pasokan medis yang lemah. Berdasarkan data di WHO dari Kementerian Unifikasi Korea Selatan, terdapat 135 rumah sakit di seluruh Korea Utara pada 2017. Sedangkan berdasarkan data Bank Dunia, jumlah penduduk di negara tersebut sebanyak 25,5 juta jiwa pada 2018.

Mantan pejabat WHO dan UNICEF di Pyongyang Nagi Shafik mengkhawatirkan kemampuan Korea Utara menghadapi wabah penyakit seperti corona. “Tidak ada obat yang cukup di negara tersebut. Saya sangat menaruh perhatian bagaimana mereka menghadapi wabah,” kata dia seperti dikutip Business Insider.

Beberapa media internasional melaporkan, pejabat Korea Utara telah meminta bantuan dari negara lain untuk memerangi corona. Negara tersebut juga telah meminta bantuan dari Korea Selatan dan lembaga donor internasional untuk memasok masker dan alat tes. Bantuan dilaporkan sudah mengalir namun distribusinya tertahan oleh perbatasan yang ditutup.

Baru-baru ini, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengirimkan surat kepada Kim Jong Un, menawarkan kerja sama untuk menghadapi pandemi corona. Merespons surat tersebut, Saudara Perempuan Kim Jong Un, Kim Yo Jong, menyampaikan ucapan terima kasih dan diberitakan KCNA. Namun, belum ada kejelasan tentang kemungkinan bentuk kerja sama antar-kedua negara.    

Dikelilingi Negara dengan Kasus Besar Corona, Seberapa Berisiko Korea Utara?

Korea Utara berbatasan langsung dengan tiga negara yaitu Korea Selatan, Rusia, dan Tiongkok yang menjadi episentrum awal corona. Korea Utara sendiri tidak sepenuhnya tertutup. Negara tersebut membuka diri secara terbatas untuk pariwisata hingga penyelundupan.

Sejauh ini, berdasarkan data John Hopkins, Tiongkok telah melaporkan lebih dari 83 ribu kasus corona, sedangkan Korea selatan lebih dari 10 ribu kasus, dan Kosovo, Rusia 283 kasus. Di sisi lain, Korea Utara masih ‘bertahan’ dengan klaim nol kasus.

Beberapa pengamat menduga, laporan nol kasus lantaran tes hanya dilakukan di Pyongyang, tidak di perbatasan-perbatasan. Dugaan lainnya, Korea Utara menyembunyikan informasi. Apalagi, negara tersebut sangat mengontrol aktivitas pers.

Risiko penyebaran corona di Korea Utara setidaknya berasal dari jalur pariwisata dan penyelundupan. Forbes memberitakan, operator tur membawa sebanyak 1.000 turis Tiongkok per hari ke Korea Utara pada 2019. Destinasi wisata termasuk, Pyongyang, zona demiliterisasi yang memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan, pertokoan, dan resort ski. Tur dari Tiongkok disetop mulai 21 Januari lalu untuk mencegah penyebaran corona.

Korea Utara juga kedatangan turis dari negara-negara lain. Pada 2017, negara tersebut diestimasi menerima 5.000 turis dari negara lain, termasuk Eropa dan Amerika. Namun, pemerintah Amerika telah melarang tur ke negara tersebut menyusul penahanan berujung kematian yang menimpa peserta tur, mahasiswa dari Universitas Virginia bernama Otto Warmbier.  

Sedangkan terkait penyelundupan, pemerintah Korea Utara telah lama dilaporkan mendukung penyelundupan barang, di antaranya untuk kebutuhan militer. Penyelundupan berbagai barang seperti elektronik, pakaian, hingga pangan juga banyak diceritakan oleh orang-orang Korea Utara yang melarikan diri.

Halaman: