Wakil Presiden hingga Ketua Komisi di Parlemen Iran Positif Corona

ANTARA FOTO/REUTERS/WANA (West Asia News Agency)/Nazanin Tabatabaee
Seorang wanita Iran memakai masker pelindung untuk mencegah tertular virus corona, saat berjalan di Teheran, Iran, Selasa (25/2/2020).
28/2/2020, 09.23 WIB

Pejabat Iran yang terkonfirmasi terinfeksi virus corona COVID-19 bertambah. Setelah Wakil Menteri Kesehatan Iraj Harirchi, kini giliran Wakil Presiden Masoumeh Ebteker dan Ketua Komisi di parlemen Mojtaba Zonnour yang terkonfirmasi terinfeksi virus corona.

Aljazeera melaporkan Masoumeh Ebtekar yang merupakan wakil presiden Iran bidang perempuan dan keluarga positif terinfeksi virus corona dan tengah dikarantina. Informasi ini dikonfirmasi oleh pejabat pemerintah Iran.

Ebtekar juga dikenal sebagai juru bicara berbahasa Inggris untuk penyandera yang mengambil alih Kedutaan AS pada 1979 dan menyebabkan krisis diplomatik selama 444 hari.

(Baca: Wakil Menteri Kesehatan Iran Tertular Virus Corona)

Sedangkan Zonnour yang merupakan Ketua Komisi Keamanan Nasional dan Urusan Luar Negeri di parlemen Iran mengonfirmasi melalui pesan video bahwa dirinya terinfeksi virus corona dan tengah dikarantina. Zonnour adalah wakil parlemen dari kota Qom yang disebut sebagai pusat penyebaran virus corona di Iran.

Di tengah perkembangan wabah ini, pemerintah Iran telah membatalkan salat Jumat di ibu kota negara Tehran dan lokasi lainnya. Iran juga mencegah warga negara Tiongkok untuk masuk ke negara tersebut. Sebelumnya, sekolah di Qom juga dilaporkan ditutup.

Kasus Corona Terdata di Lebih dari 50 Negara/Wilayah di Luar Dataran Tiongkok, Kematian Terbanyak di Iran

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan untuk pertama kalinya kemarin, temuan kasus baru infeksi virus corona di Tiongkok lebih sedikit dibandingkan di luar Tiongkok. Orang terinfeksi virus corona telah ditemukan di lebih dari 50 negara/wilayah di luar dataran Tiongkok. Korea Selatan, Italia, dan Iran menjadi sorotan baru di tengah peningkatan cepat jumlah orang terinfeksi virus corona di negara tersebut.

Mengacu pada data John Hopkis CSSE, jumlah orang yang terdeteksi terinfeksi virus corona telah mencapai 83.081 orang per 28 Februari 2020 ini, dengan 4.257 di antaranya berada di luar dataran Tiongkok. Jumlah yang dilaporkan meninggal akibat virus tersebut telah mencapai 2.856 orang, dengan 68 orang di antaranya di luar Tiongkok.

(Baca: Arab Saudi Setop Umrah, Biro Haji Diimbau Tak Potong Uang Jamaah)

Di Iran, sebanyak 245 orang dilaporkan terinfeksi virus corona dan 26 orang meninggal akibat virus tersebut. Jumlah korban meninggal di Iran merupakan yang tertinggi di luar Tiongkok. Berkembang informasi bahwa korban corona di Iran melebihi yang dilaporkan pemerintah. Namun, hal itu dibantah pemerintah dalam konferensi pers, Senin (23/2) lalu.

Sebelumnya, Agensi berita semi-resmi ILNA mengutip pernyataan seorang anggota parlemen dari Qom, Ahmad Amirabadi Farahani bahwa jumlah korban meninggal mencapai 50 orang dan sebanyak 250 orang dikarantina di Qom. Ia pun mengkritik langkah penanganan virus corona oleh pemerintah.

“Para perawat tidak memiliki akses kepada peralatan keamanan yang sesuai,” kata Ahmad seperti diberitakan APNews. Ia menambahkan, beberapa petugas kesehatan telah meninggalkan kota.

(Baca: Menhub Jamin Maskapai Jemput Jamaah Umrah yang Terjebak di Arab Saudi)

Beberapa negara tetangga Iran seperti Irak, Afganistan, Kuwait, Bahrain, dan Oman telah mengumumkan kasus pertama virus corona, dengan seluruh orang yang terjangkit memiliki keterkaitan dengan Iran. Keterkaitan ini termasuk perjalanan ke kota di Iran yang belum memiliki kasus corona terkonfirmasi.