“Para perawat tidak memiliki akses kepada peralatan keamanan yang sesuai,” kata Ahmad seperti diberitakan APNews. Ia menambahkan, beberapa petugas kesehatan telah meninggalkan kota. “Sejauh ini, saya belum melihat tindakan khusus dari pemerintah untuk menghadapi corona.”
Lima negara tetangga Iran – Irak, Afganistan, Kuwait, Bahrain, dan Oman -- telah mengumumkan kasus pertama virus corona, dengan seluruh orang yang terjangkit memiliki keterkaitan dengan Iran. Keterkaitan ini termasuk perjalanan ke kota di Iran yang belum memiliki kasus corona terkonfirmasi.
Di Korea Selatan, pemerintahnya telah menetapkan status kewaspadaan tertinggi seiring lonjakan kasus corona di negara tersebut. Status tersebut memungkinkan pemerintah untuk meliburkan sekolah dan melarang pertemuan-pertemuan publik.
(Baca: Dampak Corona, IMF Ramal Laju Ekonomi Tiongkok Terendah dalam 30 Tahun)
Beberapa maskapai penerbangan telah menghentikan penerbangan menuju Daegu, kota dengan temuan kasus corona terbanyak di Korea Selatan.
Sedangkan di Italia, dua wilayah di utara, dekat Milan dan Venice tengah dalam karantina. BBC memberitakan, dalam dua pekan ini, orang tidak bisa keluar masuk ke beberapa kota di Veneto dan Lombardy tanpa izin.
Di luar zona tersebut, banyak kegiatan bisnis dan sekolah ditunda. Begitu juga pertandingan sepak bola yang melibatkan tim-tim besar, serta pertemuan-pertemuan publik termasuk karnaval di Venice. Hal ini untuk mencegah penyebaran virus di kawasan Eropa.
Berikut data jumlah korban yang dilaporkan meninggal akibat virus corona:
Wilayah/negara | Jumlah Korban Meninggal |
Dataran Tiongkok | 2.633 orang |
Iran | 12 orang |
Korea Selatan | 8 orang |
Italia | 7 orang |
Hong Kong | 2 orang |
Jepang | 1 orang |
Prancis | 1 orang |
Filipina | 1 orang |
Taiwan | 1 orang |
Diamond Princess | 3 orang |
Total | 2.699 orang |
Sumber: Coronavirus COVID-19 Global Cases oleh Johns Hopkins CSSE per Selasa, 20 Februari 2020.