Trump Tegaskan Belum Ada Kesepakatan Tarif Dagang dengan Tiongkok
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan belum menyetujui pembatalan tarif dagang dengan Tiongkok. Pernyataan tersebut langsung menimbulkan keraguan akan berakhirnya perang dagang kedua negara yang sudah berlangsung selama 16 bulan.
Sebelumnya, pejabat resmi kedua negara pada Kamis (7/11) menyatakan Tiongkok dan AS telah sepakat menarik kebijakan tarif dalam fase pertama kesepakatan dagang. Tapi ide tersebut langsung ditentang oleh adiministrasi Trump seperti dilaporkan oleh Reuters pada hari yang sama.
Kemudian, Trump yang disebut "Manusia Tarif" menyatakan pada wartawan Gedung Putih bahwa dia belum setuju pengurangan tarif dagang. "Tiongkok mungkin saja menarik kembali beberapa kebijakan tarif, tapi tidak sepenuhnya. Sebab, mereka tahu saya tidak akan melakukan itu. Saya belum menyetujui apapun," ujar Trump seperti dikutip dari Reuters pada Sabtu (9/11).
Dia menyatakan Tiongkok ingin membuat kesepakatan lebih dari yang mereka lakukan. Padahal tarif dagang AS menjadi pundi-pundi uang bagi negara Paman Sam tersebut.
"Saya senang sekali sekarang. Kami mendapatkan miliaran dolar," ujarnya.
Lebih lanjut Trump menyebut jika kesepakatan dagang dengan Tiongkok selesai, kemungkinan ditandatangani di AS. "Kemungkinan itu di Iowa atau negara bagian pertanian atau tempat semacam itu. Pastinya itu akan terjadi di negara kami," katanya.
Negara bagian Iowa paling terdampak terhadap penetapan tarif dagang oleh Tiongkok terhadap kedelai, babi, dan produk pertanian lain AS. Namun, Iowa juga memiliki koneksi yang terjalin sejak lama dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping.
(Baca: Rujuk Sesaat, AS Tuding Tiongkok Lakukan Propaganda Pembatalan Tarif)
Editor media Tiongkok Global Times, Hu Xijin, beraksi terhadap pernyataan Trump. Dia menulis dalam twitter-nya bahwa pasar tidak berekspektasi terhadap pernyataan tersebut.
"Ini merupakan penyangkalan yang datar. Namun yang pasti, jika tidak ada pengembalian kebijakan tarif, tidak akan ada kesepakatan fase pertama," ujar Hu.
Para ahli dalam dan luar Pemerintahan AS memperingati bahwa pakta kesepakatan dagang fase pertama jauh dari selesai. Pejabat resmi AS menyatakan banyak pekerjaan yang perlu diselesaikan ketika Trump menyatakan kesepakatan awal pada pekan lalu, dan Beijing terus mendorong kembali pembelian hasil pertanian AS yang cukup besar diantara isu lainnya.
Di sisi lain, pasar modal AS langsung melemah pasca komentar Trump tersebut. Dolar juga jatuh terhadap yen, setelah sempat menguat didorong optimisme terhadap kesepakatan dagang.
(Baca: Kesepakatan AS-Tiongkok Diperkirakan Tak Dongkrak IHSG)