Abaikan Kekhawatiran AS, Erdogan Segera Datangkan Rudal S-400 Rusia

REUTERS/ANTARA FOTO
Presiden Turki Tayyip Erdogan
Penulis: Ekarina
13/6/2019, 12.24 WIB

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersikukuh membeli sistem rudal S-400 dari Rusia meski mendapat kecaman Amerika Serikat (AS) serta meningkatkan ketegangan dengan sekutu NATO di Washington. Erdogan mengatakan, sistem rudal tersebut siap dikirim bulan depan.

Melansir Al-Jazeera, Turki dan AS telah berdebat secara terbuka selama berbulan-bulan terkait rencana pembelian S-400 lantaran dinilai tak kompatibel dengan sistem NATO. "Ini adalah kesepakatan yang dilakukan. Saya berharap sistem ini akan dikirim ke Turki bulan depan," kata Erdogan, Kamis (13/6).

(Baca: Israel dan Palestina Saling Gempur, PBB Serukan Gencatan Senjata)

Pembelian tersebut menimbulkan keterkejutan di antara sekutu NATO dan memicu kemarahan Washington, yang berharapTurki memilih sistem pertahanan udara Patriot Amerika. Pentagon pada Jumat lalu bahkan mengultimatum, jika Turki tak menunda pembelian S-400 pada 3 Juli mendatang, negara tersebut akan diblokir dari pembelian jet tempur F-35.

Tak hanya itu, pilot Turki yang saat ini berlatih di AS akan ditarik. Awal pekan lalu, sejumlah pejabat AS mengumumkan bahwa pihaknya menghentikan pelatihan pilot Turki pada pesawat tempur F-35 di pangkalan udara di negara bagian Arizona, AS.  Penjabat Menteri Pertahanan AS Patrick Shanahan menyatakan telah mengirim surat kepada rekannya di Turki Hulusi Akar perihal penarikan awak Turki dari program F-35. 

(Baca: Ancaman Baru Fasilitas Dagang Amerika untuk Indonesia)

Akuisisi Turki atas sistem Rusia menimbulkan ancaman bagi pesawat tempur F-35 Lockheed Martin Corp. AS memperingatkan soal kemungkinannya menjatuhkan sanksi kepada Turki jika kesepakatan itu dilanjutkan.

Sementara itu, Erdogan bersumpah untuk mencari jawaban perihal penarikan negaranya dari proyek F-35 karena alasan yang tidak rasional. Sebab menurutnya, Turki tidak hanya pelanggan tetapi juga mitra program proyek F-35. "Kami sejauh ini membayar $ 1,250 miliar," ujar Erdogan.

Pihak AS sebelumnya berdalih tawaran untuk rudal Patriot dari negaranya "sangat kompetitif". Namun, Erdogan justru menilai tawaran yang diberikan Rusia jauh lebih baik, seperti harga jual yang wajar dan rencana komitmen produksi bersama.

"Ini bukan sistem serangan tetapi sistem pertahanan. Tidakkah kita akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan negara kita?" katanya.

Erdogan menyatakan, Turki telah berulang kali mengusulkan pembentukan kelompok kerja bersama untuk menilai dampak kesepakatan S-400, tetapi AS belum merespons usulan tersebut. Dia juga berharap dapat menyelesaikan situasi dengan AS melalui diplomasi telepon sebelum bertemu Presiden Donald Trump di Osaka, Jepang, pada akhir bulan ini.

(Baca: Prancis, Turki, dan Uni Eropa Ikut Larang Penerbangan Boeing 737 MAX 8)

Mengutip laman BBC, S-400 "Triumf" merupakan salah satu sistem rudal permukaan ke udara tercanggih di dunia. Sistem ini memiliki jangkauan 400 kilometer atau setara 250 mil. Satu sistem terintegrasi S-400 disebut dapat menembak hingga 80 target secara bersamaan.

Rusia mengatakan dapat mencapai target udara mulai dari drone terbang rendah hingga pesawat terbang di berbagai ketinggian dan rudal jarak jauh.