Dampak dari kebijakan tersebut, nilai-nilai yang dianut bersama di masa lalu kian pudar seperti demokrasi, keterbukaan ekonomi, dan pengentasan kemiskinan. Dunia pun semakin terkutub-kutub secara ekonomi dan politik. Akibatnya, masalah-masalah baru muncul sebelum masalah lama terselesaikan sehingga membuat dunia makin rapuh.

(Baca pula: Indonesia dalam Bayang-bayang Perang Dagang Amerika-Tiongkok).

Menghadapi hal itu, Kalla berpandangan bahwa masalah tersebut tidak bisa diselesaikan hanya oleh satu negara. Kerja sama internasional menjadi kunci dalam membereskan problem ini. Di titik ini, Kalla menegaskan hanya negara-negara yang stabil secara internal yang dapat berperan secara efektif.

Untuk mencapai hal itu mensyaratkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif untuk mencapai kesejahteraan di seluruh dunia melalui stabilas politik dan ekonomi. Stabilitas politik akan terwujud bila menolak paham unilateral sembari membereskan masalah terorisme dan kemiskinan.

“Sementara stabilitas ekonomi dapat dicapai dengan tetap menaati perjanjian perdagangan yang telah disepakati bersama, termasuk perjanjian perdagangan bebas,” kata Kalla.

Halaman: