Indeks Saham di Kawasan Teluk Anjlok Imbas Konflik Qatar

Arief Kamaludin|KATADATA
Bursa saham
5/6/2017, 18.37 WIB

Indeks harga saham negara-negara teluk merosot seiring dengan menguatnya konflik antara Saudi Arabia, Bahrain, dan Uni Emirat Arab (UAE) dengan Qatar. Indeks QE di Qatar tercatat paling anjlok lantaran merosot lebih dari 7 persen.

Mengacu pada data Bloomberg Senin (5/6) sore, indeks QE di Qatar melorot 7,27 persen. Sementara itu, indeks Tadawul All Share di Saudi Arabia turun 0,22 persen. Sedangkan Indeks DFM General di UAE merosot sebesar 0,72 persen dan indeks BB All Share di Bahrain turun 0,44 persen.

Di sisi lain, indeks Kuwait SE Weighted dan Kuwait SE Price turun masing-masing 0,79 persen dan 0,39 persen, sedangkan indeks MSM30 di Oman turun 0,41 persen. 

Sebelumnya, Saudi Arabia, Bahrain, UAE diberitakan memutus hubungan diplomatik dengan Qatar. Langkah tersebut diambil lantaran menilai Qatar telah memberi dukungan kepada teroris. Mesir dan Yaman juga memutus hubungan diplomatiknya dengan Qatar. (Baca juga: Tiga Negara Arab Putus Hubungan dengan Qatar, Harga Minyak Naik)

Kantor berita nasional Arab Saudi menyampaikan negara tersebut memutuskan hubungannya dengan Qatar untuk menjaga keamanan nasional dari bahaya terorisme dan ekstremisme. Seluruh pelabuhan yang menghubungkan dua negara itu akan ditutup. Mengacu pada Reuters, Saudi Arabia, UAE dan Bahrain memberikan waktu selama dua minggu bagi pengunjung dan penduduk asal Qatar untuk meninggalkan perbatasan Saudi.

Pergolakan indeks di bursa saham negara-negara kawasan Teluk sesuai proyeksi pelaku pasar. “Semua pasar GCC (Gulf Cooperation Council/Dewan Kerja Sama Teluk) akan jatuh hari ini – hal ini (pemutusan hubungan diplomatik) tidak pernah terjadi sebelumnya dan kami memasuki teritori yang tidak diketahui. Ini bukan berita baik bagi pasar,” kata seorang Manager Portofolio di Dubai seperti dikutip Reuters.

Beberapa Fund Manager menyatakan bank-bank asal Qatar bakal terdampak paling signifikan. Selama ini, bank-bank asal Qatar mengambil pinjaman dari luar negeri untuk menanggulangi ketatnya likuiditas di pasar uang domestiknya. Ke depan, biaya pinjaman dari luar negeri kemungkinan bakal lebih mahal.

Seiring dengan pelemahan di bursa saham negara kawasan Teluk, sejumlah indeks utama di bursa Asia juga turun. Indeks Nikkei 225 dan Topix di Jepang turun masing-masing 0,03 persen dan 0,14 persen, sedangkan indeks Hang Seng di Hong Kong turun 0,24 persen.

Sementara itu, indeks CSI 300 di Tiongkok turun 0,51 persen, dan indeks Kospi di Korea Selatan turun 0,13 persen. Meski begitu, indeks harga saham di sejumlah negara ekonomi berkembang di Asia tercatat naik. Hal tersebut tercermin dari indeks MSCI AC Asia Pacific yang menanjak 1,46 persen.

Di sisi lain, sejumlah indeks di Eropa melorot. Euro Stoxx 50 Pr turun 0,34 persen, demikian juga dengan FTSE 100 indeks turun 0,28 persen.