Lebih Cepat, Ilmuwan AS Fauci Optimis Vaksin Corona Ditemukan November

ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst/foc/dj
Direktur NIAID yang juga anggota gugus tugas penanganan Covid-19 Amerika Serikat Dr Anthony Fauci (kanan) hari Rabu (27/5) menyatakan optimis Vaksin virus corona dapat tersedia akhir 2020
28/5/2020, 14.46 WIB

Pengembangan sejumlah vaksin untuk kekebalan terhadap virus corona Covid-19 terus dilakukan banyak negara. Ahli juga mulai optimistis antivirus dapat ditemukan akhir 2020 mendatang.

Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) Amerika Serikat Dr Anthony Fauci mengatakan jika semua proses berjalan lanar maka dunia akan memiliki vaksin corona setidaknya bulan November 2020. Saat ini beberapa perusahaan hingga institusi pendidikan tinggi sedang memulai uji coba antivirus Covid-19 pada manusia.

“Jika semua hal berjalan tepat, kami mungkin memiliki vaksin pada November-Desember,” kata Fauci hari Rabu (27/5) dikutip dari Forbes, Kamis (28/5).

(Baca: Pemerintah Ungkap Tantangan Membuat Vaksin Virus Corona)

Fauci menjelaskan dalam mempercepat penemuan vaksin, pihaknya coba mengambil langkah cepat dalam uji coba. Para peneliti NIAID mempersiapkan proses selanjutnya meski hasil tes belum keluar demi mempersingkat waktu pengembangan.

Namun Anggota Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Gedung Putih itu memastikan target tersebut tak akan membuat Pemerintah AS melupakan aspek keamanan dan keselamatan dalam pengembangan antivirus.

Dia juga meragukan penggunaan hidroksiklorokuin dalam mengobati Covid-19 dengan alasan adanya risiko pada jantung pasien. "Data ilmiah benar-benar sangat jelas tentang kurangnya kemanjuran (obat) itu," kata Fauci dikutip dari CNN.

Salah satu yang sedang melakukan uji coba vaksin adalah perusahaan biotek AS yakni Novavax Inc pada Senin (25/5) lalu. Mereka menargetkan dapat memproduksi satu miliar dosis antivirus corona pada tahun depan.

“Ini adalah salah satu peluang terbesar untuk mendistribusikan vaksin secara global," kata CEO Novavax Stanley Erck pada Selasa (26/5) dilansir dari Reuters.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) pada pekan lalu mengatakan ada 10 calon vaksin Covid-19 yang sedang memasuki tahap uji coba pada manusia. Selain Novavax, ada Moderna, CanSino, serta Universitas Oxford yang menggandeng raksasa farmasi yakni AstraZeneca untuk menjajal sistem imunitas virus.

Universitas Oxford telah mengumumkan bahwa uji coba akan melibatkan 10.260 partisipan. Meski demikian mereka menyampaikan bahwa durasi pengembangan vaksin masih tergantung data penularan Covid-19.

Jika angka penularan tetap tinggi, mereka bisa mendapatkan data yang cukup untuk mengetahui apakah vaksin berfungsi. “Tetapi jika tingkat penularan turun, ini bisa memakan waktu hingga 6 bulan,” demikian pernyataan Universitas Oxford beberapa hari lalu dikutip dari The Telegraph.

Gur Besar Kedokteran Emory University Profesor Carlos del Rio memperingatkan bahwa belum pernah ada vaksin yang dikembangkan dalam waktu cepat. Emory merupakan institusi yang terlibat dalam uji coba vaksin corona milik Moderna.

“Saya berharap itu terjadi, namun kami harus melakukannya dengan cara yang benar,” kata del Rio pekan lalu dikutip dari .

(Baca: Pemerintah Target Prototipe Vaksin Corona Buatan RI Rampung Maret 2021)