Tiongkok akan memulai penyelidikan kedua atas dugaan anti-subsidi pemerintah Australia perihal impor komoditas anggur. Investigasi ini meluas ke sejumlah penyelidikan anti-dumping lain dan menuai penolakan keras dari Australia.
Penyelidikan dilatarbelakangi oleh meningkatnya ketegangan antara negara usai Canberra menyerukan penyelidikan internasional tentang asal-usul virus corona. Virus ini diduga pertama kali terdeteksi di pusat kota Wuhan, Tiongkok.
Beijing sebelumnya merespons tudingan ini dengan memberlakukan tarif pada jelai atau biji gandum Australia pada Mei. Kebijakan ini dilakukan lantaran gandum yang diekspor ini telah disubsidi, sehingga dianggap merugikan industri dalam negeri.
Tiongkok juga menangguhkan beberapa impor daging sapi, sebelum memulai penyelidikan terhadap anggur Australia. Namun, tuduhan itu dibantah Australia.
Kementerian Perdagangan Tiongkok mengatakan dalam sebuah pernyataan, Senin (31/8), pihaknya akan menyelidiki sekitar 37 skema subsidi anggur Australia, menyusul permintaan dari Asosiasi Industri Anggur Negeri Panda.
Penyelidikan kedua yang akan memakan waktu hingga setahun ini akan melihat langkah-langkah dukungan Australia termasuk manajemen risiko pertanian, skema pinjaman pembiayaan pertanian.
"Termasuk proyek pendanaan pertumbuhan bisnis," kata Kementerian Perdagangan Tiongkok dikutip dari Reuters, Senin (31/8).
Sementara itu, Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham mengatakan penyelidikan anggur kedua telah diperkirakan ketika penyelidikan anti-dumping awal dimulai.
"Kami sangat membantah klaim bahwa inisiatif seperti Program Pengembangan Ekonomi Lembah Murray-Darling, atau program yang mendukung penelitian dan pengembangan sama dengan subsidi ekspor anggur," kata Birmingham dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan tersebut merujuk pada skema pemerintah dalam pembelian air untuk meningkatkan kesehatan saluran utama mata air.
“Pemerintah akan bekerja sama dengan industri anggur terkenal di pasar internasional untuk mengajukan kasus sekuat mungkin terhadap klaim ini,” tambahnya.
Saham pembuat anggur terbesar Australia, Treasury Wine Estates (TWE.AX), diperdagangkan stagnan pada Senin sore, meskipun sahamnya sempat turun sejak Tiongkok mengumumkan penyelidikan anti-dumping.
Tiongkok sebelumnya merupakan pasar utama ekspor anggur Australia dan juga merupakan mitra dagang terbesar Australia. Nilai perdagangan keduanya pada 2019 mencapai 235 miliar dolar Australia ( US$$ 170 miliar).