Presiden Amerika Serikat Donald Trump dikabarkan tak membayar pajak selama 10 tahun dari 15 tahun terakhir sejak tahun 2000 karena melaporkan bahwa perusahaan miliknya mengalami kerugian.
Mengutip laporan New York Times, Trump hanya membayar US$ 750 atau sekitar Rp 11 juta dalam bentuk pajak pendapatan pada tahun ia memenangkan kursi kepresiden. Pada tahun pertama di Gedung Putih, Trump kembali membayar pajak sebesar US$ 750.
Ketika Trump melakukan pemilihan ulang, keuangannya tengah berada di bawah tekanan akibat kerugian dan utang ratusan juta dolar dengan jaminan dirinya sendiri secara pribadi. Trump kini menggantungkan keuangan pada hasil audit selama satu dekade dengan Internal Revenue Service untuk melegitimasi pengembalian pajak sebesar US$ 72,7 juta setelah menyatakan kerugian besar. Keputusan yang merugikan berpotensi membuat Trump kehilangan US$ 100 juta.
Pengembalian pajak yang telah lama diperjuangkan oleh Trump agar tetap rahasia menggambarkan kondisi yang berbeda dari apa yang selama ini ia jual ke publik AS. Laporan IRS menggambarkan perusahaan Trump menghasilkan ratusan juta dolar dalam setahun tetapi mengalami kerugian kronis karena mempekerjakan orang secara agresif untuk menghindari pembayaran pajak.
Dengan tantangan keuangan yang semakin meningkat saat ini, catatan menunjukkan bahwaTrump semakin bergantung pada bisnis yang seringkali menimbulkan konflik kepentingan dengan pekerjaannya sebagai presiden untuk menghasilan uang.
The New York Times memperoleh data pengembalian pajak Trump dan ratusan perusahaan yang masuk dalam konglomerasi bisnisnya selama lebih dari dua dekade, termasuk informasi terperinci dari dua tahun pertamanya menjabat. Itu tidak termasuk pengembalian pajak pribadi untuk 2018 atau 2019.
Menanggapi surat yang merangkum temuan surat kabar tersebut, Pengacara Trump Organization Alan Garten mengatakan kepada Times bahwa "sebagian besar, jika tidak semua, fakta tampaknya tidak akurat" dan meminta dokumen tersebut.
Namun, Trump membantah laporan New York Times saat memberikan keterangan pers di gedung putih. "Saya membayar banyak, saya membayar banyak pajak untuk pendapatan negara," ujar Trump dikutip dari CNN.
Trump menyatakan bersedia untuk merilis pengembalian pajak setelah dia tak lagi diawasi oleh Internal Revenus Service yang menurut Trump memperlakukannya dengan buruk.
Sesuai dengan hukum AS, Presiden tidak berkewajiban untuk menyampaikan surat pemberitahuan pajak meski ia mengklaim sebaliknya. Trump juga menolak menjawab pertanyaan CNN terkait berapa banyak dia telah membayar pajak federal dan bergegas keluar saat memberikan pengarahan.
Trump tengah berjuang memulihkan ekonomi yang terkontraksi dalam pada kuartal II 2020 seperti terlihat dalam databoks di bawah ini untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat AS dan memenangkan pemilihan umum kedua pada November 2020.