PM Jepang Tak Akan Biarkan Intimidasi Terjadi di Laut Cina Selatan

Humas/Agung
Presiden Joko Widodo dan PM Yoshihide Suga menyampaikan pernyataan pers bersama usai pertemuan dengan PM Jepang Yoshihide Suga, Selasa (20/10), di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
21/10/2020, 16.56 WIB

Suga pada Selasa (20/10) telah bertemu Presiden Joko Widodo untuk membahas berbagai hal seperti pinjaman dana penanganan bencana, pemberian bantuan alat medis, hingga pembangunan infrastruktur. Keduanya juga menyepakati pembentukan Travel Corridor Arrangement (TCA) bagi bisnis dua negara.

"Kami sepakat menugaskan Menteri Luar Negeri Jepang dan Indonesia untuk menegosiasikan detail dan menyelesaikan dalam sebulan," kata Jokowi, Selasa (20/10).

Guru Besar Hukum Internasional UI sekaligus Rektor Universitas Jenderal A Yani, Hikmahanto Juwana menilai, selain mempererat hubungan bilateral Jepang Indonesia, ada makna politis dari kunjungan tersebut di tengah ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.

Pertama, Jepang ingin menegaskan kepada Indonesia bahwa keberadaan Indonesia sangat penting. Dengan demikian, Indonesia tidak perlu bertumpu hanya pada satu negara, yaitu Tiongkok dengan kekuatan ekonomi dan teknologinya.

Kedua, Indonesia merupakan mitra strategis Jepang terpenting saat negara tersebut mengalami gangguan dari Tiongkok, utamanya terkait jalur pelayaran internasional. Ketiga, Hikmahanto menilai Negeri Matahari Terbit itu ingin Indonesia menyadari bahwa reputasi perusahaan dan teknologi Jepang lebih unggul ketimbang Tiongkok.

Terakhir, Jepang diperkirakan ingin mengajak Indonesia untuk terus mengembangkan pertumbuhan di kawasan Indo Pasifik. Selanjutnya, kawasan ini diharapkan bisa mengembangkan pertumbuhan ekonomi dengan negara-negara di Afrika.

Halaman:
Reporter: Antara