Moderna Klaim Vaksin Booster Menghasilkan Antibodi Kuat Melawan Delta

ANTARA FOTO/REUTERS/Eduardo Munoz/Pool/foc/cf
Moderna menyatakan, vaksin dua dosis buatan mereka efektif 93% melawan Covid-19, dengan kemanjuran hingga enam bulan setelah dosis kedua.
Penulis: Agustiyanti
6/8/2021, 08.28 WIB

Moderna mengatakan vaksin booster atau dosis ketiga vaksin Covid-19 buatan mereka menghasilkan respons antibodi yang kuat untuk melawan varian Delta.

Dalam uji coba fase kedua, Moderna sedang menguji dosis 50 mikrogram dari tiga kandidat vaksin booster pada individu yang sebelumnya divaksinasi. Perusahaan mengatakan, suntikan booster menghasilkan respons imun yang menjanjikan terhadap tiga varian, termasuk Delta, dibandingkan tingat antibodi pada orang yang sebelumnya tidak divansin dan menerima dosis 100 mikrogram. 

Perusahaan menyatakan, data telah diserahkan ke jurnal peer-review untuk publikasi.

Data baru tentang booster muncul saat varian Delta menyebar di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengatakan, varian ini menular seperti cacar air dan dapat membuat orang tua lebih sakit, bahkan jika mereka telah divaksinasi sepenuhnya.

Dalam slide yang menyertai laporan pendapatan Kamis, Moderna mengatakan pihaknya memperkirakan varian tersebut akan mengarah pada peningkatan infeksi terobosan, yang terjadi pada individu yang divaksinasi.

“Meskipun kami melihat kemanjuran fase 3 yang tahan lama hingga 6 bulan, kami berharap titer penetralisir akan terus berkurang dan pada akhirnya berdampak pada kemanjuran vaksin,” kata perusahaan, seperti dikutip dari CNBC, Jumat (6/8). 

Moderna menilai vaksin booster dibutuhkan, terutama untuk menghadapi musim dingin. AS sudah menemukan cara untuk mengamankan suntikan booster di tengah kekhawatiran tentang Delta. 

Namun, Organisasi Kesehatan Dunia pada Rabu meminta negara-negara kaya untuk menghentikan distribusi suntikan penguat Covid-19, dengan alasan ketidakadilan vaksin di seluruh dunia.

Moderna juga mengatakan pada hari Kamis bahwa analisis akhir dari studi fase ketiganya menemukan bahwa vaksin dua dosis itu efektif 93%, dengan kemanjuran hingga enam bulan setelah dosis kedua.

Sebagai perbandingan, Pfizer dan BioNTech mengatakan kemanjuran vaksin mereka menurun menjadi sekitar 84% enam bulan setelah suntikan kedua.

Vaksin Moderna tengah digunakan oleh pemerintah untuk memberikan suntikan booster kepada 1,4 juta tenaga kesehatan. Ini lantaran banyak para tenaga yang masih tertular Covid-19 meski sudah menerima dua dosis vaksin Sinovac sebelumnya.

Saat ini, pemerintah telah menerima 3,5 juta dosis vaksin Moderna. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah menegaskan, vaksin dosis ketiga hanya diberikan kepada tenaga kesehatan (nakes) lantaran masih ada 140 juta orang belum menerima vaksin Covid-19. 

Vaksin dosis ketiga diprioritaskan untuk nakes yang berjuang dalam menghadapi pandemi. Selebihnya, vaksin yang tersedia  saat ini diutamakan untuk masyarakat yang belum mendapatkan suntikan. "Secara etika, secara moral, kami harus berikan ke orang yang belum dapat vaksin, walaupun dosis pertama," kata Budi pekan lalu. 

Moderna, yang didirikan pada 2010, adalah perusahaan kedua yang mendapatkan otorisasi AS untuk vaksin Covid-nya di belakang Pfizer-BioNTech. Vaksin Covid Moderna menghasilkan penjualan $ 4,2 miliar dalam tiga bulan yang berakhir 30 Juni, menurut laporan pendapatan.

Perusahaan mengatakan menargetkan untuk memproduksi 800 juta hingga 1 miliar dosis vaksin Covid tahun ini. Ini telah menandatangani kontrak vaksin senilai $ 20 miliar dalam penjualan tahun ini dan memiliki perjanjian senilai $ 12 miliar pada tahun 2022.