Kasus Covid-19 Malaysia Memperparah Krisis Cip Semikondutor, Mengapa?

ANTARA FOTO/REUTERS/Lim Huey Teng/rwa/cf
Lim Huey Teng Suasana jalan kosong saat "lockdoen" akibat penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (1/6/2021). Melonjaknya kasus Covid-19 di Malaysia memperburuk krisis cip semikonduktor yang tengah melanda dunia.
2/9/2021, 11.48 WIB

"Ini bisa sangat mengganggu Infineon dan perusahaan lain yang memiliki pabrik beberapa ribu pekerja," kata Samuel Tan, Analis Semikonduktor di Kenanga Investment Bank Bhd, dikutip dari Fortune.co, Kamis (2/9).

Perusahaan lokal melaporkan penutupan tersebut melalui keterbukaan informasi. STMicro dan Infineon, keduanya merupakan pemasok utama untuk industri otomotif yang harus menutup fasilitasnya karena lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi.

 Apa yang terjadi di Malaysia dapat memperburuk kekurangan semikonduktor yang sudah berlangsung sejak lama. Penelitian Susquehanna Financial Group. mencatat waktu tunggu cip atau kesenjangan antara memesan semikonduktor dan menerima pengiriman meningkat lebih dari delapan hari menjadi 20,2 minggu di bulan Juli dibandingkan bulan sebelumnya.

Produsen mobil telah kehilangan penjualan setelah serangkaian pukulan tak terduga pada tahun lalu, termasuk cuaca dingin di Texas yang membuat pabrik tertatih-tatih di sana dan kebakaran di Jepang pada pabrik cip mobil yang kritis.

Sementara itu, pabrikan mobil Stellantis juga akan memperpanjang penangguhan produksi kendaraan mereka selama satu minggu hingga 13 September mendatang. Penghentian produksi akan dilakukan di pabrik Melfi di Italia Selatan karena kekurangan microchip global.

"Perusahaan telah mengkonfirmasi kepada serikat pekerja bahwa penundaan itu karena kekurangan semikonduktor di pasar internasional," kata serikat FIM-CISL dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Global Banking and Finance, Kamis (2/9).

Produksi di Melfi telah dihentikan sejak pertengahan Agustus, termasuk masa liburan musim panas selama dua minggu. Stellantis menegaskan kembali kekurangan semikonduktor itu mempengaruhi seluruh industri otomotif.

“Sejak awal pandemi Covid-19, kami mendorong aktivitas kami setiap hari, pabrik demi pabrik, dengan menyesuaikan aktivitas industri kami dengan tren pasar otomotif, dan dengan mempertimbangkan berbagai situasi yang kami hadapi,” kata perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi