WHO Izinkan Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 Buatan India Covaxin

ANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi/HP/sa.
Penyuntikan vaksin Covaxin di All India Institute of Medical Rumah Sakit Ilmu Pengetahuan (AIIMS) di New Delhi, India, Sabtu (16/1/2021).
4/11/2021, 08.58 WIB

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan izin penggunaan darurat untuk vaksin Covid-19 yang dikembangkan lembaga penelitian medis India dan pabrikan lokal Bharat Biotech International Ltd. pada Rabu (3/11). Pemberian izin tersebut mengakhiri penantian Negeri Bollywood selama berbulan-bulan.

WHO menyetujui penggunaan Covaxin pada orang berusia 18 dan lebih tua sebanyak dua dosis dengan jeda waktu empat minggu antar suntikan. Covaxin sendiri merupakan vaksin ketujuh yang diberikan izin setelah Pfizer, Moderna, AstraZeneca, Johnson & Johnson, Sinovac, dan Sinopharm.

"Kelompok Penasihat Teknis yang terdiri dari WHO dan pakar regulasi dari berbagai belahan dunia, memutuskan bahwa vaksin #Covaxin telah memenuhi standar terkait perlindungan terhadap #COVID19," tulis WHO, Rabu (3/11).

Bharat Biotech International Ltd menyambut baik izin tersebut. Apalagi perusahaan yang berbasis di Hyderabad ini telah dilanda masalah sejak bermitra dengan Dewan Penelitian Medis India yang didanai negara tahun lalu.

Covaxin telah mendapat persetujuan darurat dari regulator obat setempat pada Januari lalu meski belum menyelesaikan tes klinis tahap akhir. Hal tersebut memicu keraguan seputar vaksin dan tahap awal upaya vaksinasi di India.

Sementara itu, sudah lebih dari 100 juta dosis Covaxin yang diberikan di seluruh India. Bharat Biotech mengatakan pada bulan Juli, bahwa vaksin ini 77,8% efektif dalam mencegah gejala Covid. 

Meski demikian data Fase 3 vaksin tersebut belum ditinjau oleh rekan sejawat (peer review). WHO bahkan berulang kali meminta informasi lebih lanjut kepada perusahaan, serta menunda penambahannya ke daftar pra-kualifikasi badan tersebut.

"Persetujuan yang diberikan WHO merupakan bentuk validasi dari kerja keras perusahaan selama ini," kata Direktur Pelaksana bersama Bharat Biotech Suchitra Ella, dikutip dari Bloomberg, Kamis (4/11).

Sementara itu, Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar mengatakan izin yang diberikan sekaligus memfasilitasi perjalanan bagi banyak warga negara India dan berkontribusi pada kesetaraan vaksin.

Persetujuan tersebut merupakan prasyarat untuk mengekspor melalui fasilitas berbagi vaksin Covax yang didukung WHO. Selain itu lampu hijau WHO bisa mempercepat dimulainya kembali pengiriman vaksin dari India, yang menghentikan ekspor pada April lalu.

"India kemungkinan akan memulai kembali ekspor vaksin ke Covax pada awal November," kata kepala Serum Institute of India Adar Poonawalla.

Serum Institute merupakan pembuat vaksin terbesar di dunia, dan telah mengeluarkan ratusan juta dosis vaksin AstraZeneca. Sebelumnya, perusahaan itu akan menjadi penyedia utama vaksin untuk Covax sebelum ekspor dihentikan karena gelombang Covid-19 di India.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi