Lawatan dari Afsel, Ini Kronologi Kasus Pertama Covid-19 Omicron di AS

ANTARA FOTO/REUTERS/Hannah McKay/AWW/dj
Seorang anak menutup wajahnya dengan bendera Amerika, beberapa hari setelah mantan Wakil Presiden Joe Biden dinyatakan sebagai pemenang pemilu presiden AS 2020, dekat Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, Senin (9/11/2020).
Penulis: Desy Setyowati
2/12/2021, 07.25 WIB

Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi adanya kasus pertama Covid-19 varian Omicron di California. Pasien sempat melakukan perjalanan dari Afrika Selatan ke San Francisco pada akhir November (22/11).

“Ia dinyatakan positif virus corona pada 29 November. Orang tersebut telah divaksinasi lengkap dan mengalami gejala ringan, dan membaik saat ini," kata penasihat medis kepresidenan Dr. Anthony Fauci dikutip dari CNN Internasional, Rabu (2/12).

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau CDC pun merilis pernyataan bahwa kemunculan varian Omicron baru-baru ini menekankan pentingnya vaksinasi Covid-19, termasuk booster.

"Setiap orang berusia lima tahun ke atas harus divaksinasi dan booster direkomendasikan untuk semua orang yang berumur 18 tahun ke atas,” kata Fauci.

Ia juga menyarankan pemerintah tidak menunggu vaksin Covid-19 yang sesuai dengan varian baru Omicron. “Orang-orang berkata, 'Nah, jika kita akan memiliki vaksin khusus booster, haruskah kita menunggu?'” ujarnya. “Saya tidak akan menunggu.”

Fauci menyampaikan, vaksin Covid-19 mRNA dua dosis cukup untuk melindungi diri selama enam bulan. Sedangkan vaksin Johnson & Johnson dua bulan.

“Kami mungkin tidak memerlukan booster khusus varian. Kami sedang mempersiapkan kemungkinan bahwa kami membutuhkan dorongan yang sangat spesifik dan itulah yang dilakukan,” katanya.

Di satu sisi, pertanyaan tentang efektivitas vaksin muncul ketika kasus varian baru menyebar, dengan kasus pertama yang dilaporkan di Amerika Latin. Regulator kesehatan Brasil, Anvisa mengatakan bahwa seorang pelancong dan istrinya dari Afrika Selatan tiba di Sao Paulo dan diidentifikasi terpapar varian Omicron.

Kanada pun berencana memperpanjang larangan berkunjung bagi pelancong dari Afrika Selatan, termasuk yang berasal dari Nigeria, Malawi dan Mesir, dan 6 negara lainnya. Negara ini akan mewajibkan orang yang datang dari semua negara kecuali Amerika Serikat (AS) untuk menjalani tes Covid-19.

CDC pada Selasa (30/11) menyarankan orang Amerika agar tidak melakukan perjalanan ke Nigeria, Papua Nugini, Polandia, dan Trinidad dan Tobago. CDC mencantumkan sekitar 80 tujuan pada klasifikasi 'Level 4: Sangat Tinggi' setelah Gedung Putih mengumumkan pembatasan perjalanan baru sebagai tanggapan terhadap varian Omicron.

Sedangkan WHO meminta negara-negara untuk menerapkan pendekatan berdasarkan informasi dan risiko terkait aturan perjalanan, termasuk kemungkinan kewajiban karantina bagi penumpang internasional. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, larangan perjalanan tidak akan menghentikan penyebaran Omicron.

Namun, WHO mengeluarkan pernyataan yang menyarankan penundaan perjalanan bagi mereka yang tidak sehat atau berisiko lebih tinggi terkena Covid-19. Ini termasuk mereka yang berusia 60 tahun atau lebih yang tidak divaksinasi.