India Temukan Dua Kasus Pertama Varian Omicron

ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Ismail/rwa/cf
Danish Ismail Kerabat seorang pria yang meninggal dunia akibat penyakit virus korona (COVID-19) berduka saat kremasinya di sebuah krematorium di Srinagar, India, Selasa (25/5/2021).
3/12/2021, 09.32 WIB

India melaporkan dua kasus Covid-19 pertama varian Omicron pada Kamis (2/12), namun pemerintah mengatakan tidak memiliki rencana untuk segera mengizinkan suntikan vaksin booster atau penguat meskipun ada tuntutan dari anggota parlemen.

Kementerian kesehatan federal mengatakan, dua pasien yang terpapar varian Omicron adalah pria berusia 66 tahun dan 46 tahun, dan keduanya menunjukkan gejala ringan.

Menteri kesehatan Negara Bagian Karnataka Selatan mengatakan, orang pertama yang terpapar yaitu seorang warga negara Afrika Selatan yang berada seminggu di India dan meninggalkan negara itu pada 27 November 2021 setelah dites negatif. Karnataka Selatan menjadi tempat di mana kasus terdeteksi. Lebih dari 250 orang yang berkontak dengannya, dinyatakan negatif.

"Sementara itu, kasus kedua yaitu seorang dokter India yang tidak memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini. Kedua pasien yang terpapar telah divaksinasi lengkap," kata menteri Sudhakar, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (3/12).

Sementara itu, lima orang yang berkontak dengan dokter tersebut telah melakukan isolasi mandiri pada 23 November setelah merasa tidak enak badan, juga dinyatakan positif. Sampel mereka saat ini sedang diselidiki untuk menentukan varian virus yang menginfeksi mereka.

India yang mengalami rekor lonjakan infeksi dan kematian pada April dan Mei karena varian Delta, baru memvaksin penuh 49% dari 944 juta warga dewasa, meskipun memiliki banyak persediaan vaksin buatan dalam negeri.

Sekitar 84% orang dewasa di India telah menerima setidaknya satu dosis vaksin. Sementara, mereka yang berusia di bawah 18 tahun belum divaksinasi.

Beberapa anggota parlemen mendesak pemerintah untuk mempertimbangkan booster bagi petugas kesehatan dan masyarakat kelompok rentan. Itu mengingat, negara-negara bagian di India memiliki persediaan hampir 230 juta dosis vaksin.

Namun, pejabat kesehatan menegaskan kembali bahwa prioritasnya adalah untuk sepenuhnya memvaksin semua orang dewasa terlebih dahulu."Kita tidak boleh menyimpang dari tujuan kita untuk memberikan dua dosis pada setiap individu yang memenuhi syarat," kata pejabat kesehatan senior Vinod Kumar Paul.

Ia menambahkan bahwa, tidak ada rencana untuk mempersingkat durasi antara dua dosis vaksin AstraZeneca. Tercatat 9.765 kasus baru di India pada Kamis (2/12), sehingga total kasus Covid-19 menjadi 34,61 juta dan angka kematian bertambah 477 menjadi 469.724 kematian.

Sebelum India, Korea Selatan melaporkan lima kasus pertama varian Omicron pada Rabu (1/12). Kasus diumumkan ketika penambahan pasien Covid-19 harian mencetak rekor di atas 5.000.

Untuk mencegah semakin menyebarnya varian baru, pemerintah Korea Selatan menghapus aturan yang mengecualikan pendatang dari luar negeri bebas dari karantina, ketika sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 lengkap.

Otoritas Korea Selatan akan mewajibkan karantina 10 hari bagi semua orang yang datang ke negara itu. Kewajiban tersebut akan diterapkan selama dua pekan mulai Jumat (3/12) dan menghapus pengecualian yang sebelumnya dinikmati oleh para pendatang yang sudah divaksin penuh.

Namun, turis dari Singapura yang ada di bawah jalur perjalanan yang divaksinasi atau vaccinated travel line (VTL) akan dibebaskan dari aturan karantina baru tersebut. 

Di samping itu, pemerintah juga membatasi kedatangan dari delapan negara termasuk Afrika Selatan, tempat varian Omicron pertama kali diidentifikasi dan akan menambahkan Nigeria ke daftar. Korea Selatan juga akan menangguhkan penerbangan langsung dari Ethiopia mulai Sabtu (4/12).

"Kami berada di jalan yang bergelombang menuju pemulihan normal secara bertahap, dan risiko dari varian baru Omicron meningkat," kata Presiden Korsel Moon Jae-in.

Korsel telah memvaksin hampir 92 % populasi orang dewasa dan kini sedang berfokus pada vaksinasi anak dan program vaksin penguat (booster). Para pakar memperingatkan bahwa kasus Covid-19 kemungkinan dapat terus bertambah, sebagian karena penyebaran varian Omicron yang berpotensi lebih menular.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi