Kasus Harian Corona Arab Saudi Capai 1.000 Orang, Malaysia Tunda Umrah

ANTARA FOTO/REUTERS/Yasser Bakhsh/foc/cf
Kelompok Muslim pertama, yang diperbolehkan masuk ke halaman dengan penunjukan, melakukan pembatasan sosial, saat mereka melaksanakan umroh di Ka'bah, setelah pihak berwenang Arab Saudi melonggarkan pembatasan aturan penyakit virus korona (COVID-19), di kota suci Mekah, Arab Saudi, Sabtu (3/10/2020).
3/1/2022, 08.59 WIB

Kasus harian Covid-19 di Arab Saudi menembus 1.000 orang untuk pertama kalinya sejak Agustus 2021. Di Uni Emirat Arab (UEA) bahkan melewati 2.500 orang dalam sehari.

Arab Saudi dengan populasi 30 juta, mencatatkan 1.024 infeksi virus corona dengan satu kematian pada Minggu (2/1). Padahal sebelumnya, kasus harian turun di bawah 100 sejak September 2021.

Berdasarkan data Worldometers, Arab Saudi mencatatkan 6.814 kasus aktif dengan 69 gejala berat. Total kasus 558.106, dengan 8.879 di antaranya meninggal dunia. 

Kenaikan kasus juga terjadi di UEA pada Minggu (2/1). Negara ini mencatatkan tambahan 2.600 kasus dengan tiga kematian.

Infeksi harian di UEA naik di atas 2.000 pada 29 Desember, setelah sebelumnya mengalami penurunan kasus di bawah 100 pada Oktober 2021. Total kasus corona di UEA  767.093, dengan 2.168 kematian.

Pemerintah UEA akan melarang warga, yang belum divaksin, bepergian ke luar negeri mulai 10 Januari. Masyarakat yang sudah divaksinasi harus mendapatkan vaksin booster sebagai syarat perjalanan.

Lonjakan kasus tersebut juga membuat beberapa negara menangguhkan perjalanan umrah. Ini karena khawatir penyebaran varian Omicron.

Kementerian Kesehatan Malaysia misalnya, menunda sementara izin perjalanan umrah ke Arab Saudi mulai 8 Januari sampai tanggal yang diinformasikan kemudian.

Mereka yang kembali ke Malaysia setelah menjalani ibadah umrah harus menjalani karantina di hotel yang ditunjuk oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana Malaysia (Nadma) mulai hari ini (3/1).

"Mereka yang telah mengatur untuk pergi umrah, termasuk membayar paket akan dikembalikan atau dijadwalkan ulang setelah penangguhan perjalanan berakhir," kata Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamalludin, dikutip dari The Star, Senin (3/1).

Khairy mengatakan, diskusi sedang berlangsung antara Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pariwisata, Seni dan Budaya serta Asosiasi Agen Perjalanan Umrah dan Haji. Ini untuk membantu mereka yang terkena dampak penundaan.

Namun demikian, jemaah yang berangkat ke Arab Saudi antara 1 - 7 Januari masih diizinkan untuk melanjutkan perjalanan. Setelah tiba di Malaysia, mereka harus menjalani karantina di stasiun atau hotel yang ditunjuk oleh Nadma.

Soal biaya, jemaah haji memiliki pilihan untuk menanggung biaya karantina di hotel-hotel yang terdaftar oleh Kementerian Kesehatan, atau menjalani karantina di pusat-pusat yang disediakan pemerintah.

"Nadma sedang mengatur untuk menyediakan tempat karantina yang cocok dan nyaman bagi mereka yang kembali dari umrah," ujarnya.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi