Indonesia Minta Rusia Hormati Kedaulatan Ukraina & Hukum Internasional
Indonesia menyampaikan sikap resmi terhadap operasi militer yang dilancarkan Rusia ke wilayah Ukraina. Salah satunya adalah meminta pihak yang berkonflik untuk mentaati hukum internasional dan Piagam PBB serta mengedepankan perundingan dalam penyelesaian konflik.
Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik sekaligus Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah menegaskan posisi Indonesia sangat tegas dalam konflik Rusia dan Ukraina.
"Menegaskan agar ditaatinya hukum internasional dan Piagam PBB mengenai integritas teritorial wilayah suatu negara serta mengecam setiap tindakan yang nyata-nyata merupakan pelanggaran wilayah teritorial dan kedaulatan suatu negara," tutur Faizasyah, dalam media briefing, Kamis (24/2).
Berikut sikap resmi pemerintah Indonesia terhadap serangan Rusia ke wilayah Ukraina:
1. Prihatin atas eskalasi konflik bersenjata di wilayah Ukraina yang sangat membahayakan keselamatan rakyat serta berdampak bagi perdamaian di kawasan
2. Menegaskan agar ditaatinya hukum internasional dan Piagam PBB mengenai integritas teritorial wilayah suatu negara serta mengecam setiap tindakan yang nyata-nyata merupakan pelanggaran wilayah teritorial dan kedaulatan suatu negara
3. Menegaskan kembali agar semua pihak tetap mengedepankan perundingan dan diplomasi untuk menghentikan konflik dan mengutamakan penyelesaian damai
4. KBRI (Kedutaan Besar RI) telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelamatkan WNI di Ukraina sesuai rencana kontijensi yang telah disiapkan
Sebagai informasi, Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Kamis (24/2) mengumumkan operasi militer khusus ke wilayah Donbass Ukraina. Dia meminta militer Ukraina untuk menjatuhkan senjata dan pulang ke rumah. Pernyataan Putin sekaligus "menyatakan" perang terhadap Ukraina.
Faizasyah mengatakan baik Rusia dan Ukraina merupakan sama-sama sahabat Indonesia sehingga Indonesia berharap keduanya bisa mencapai kesepakatan damai dalam menyelesaikan konflik.
"Apabila terjadi konflik maka tidak hanya berpengaruh kepada wilayah yang konflik tetapi juga kawasan lain," tuturnya.
Mantan Dubes RI untuk Kanada tersebut menambahkan konflik Rusia dan Ukraina dikhawatirkan akan mengganggu pemulihan ekonomi dunia. Terlebih, dunia masih menghadapi pandemi Covid-19.
"Dunia sudah menghadapi tantangan pandemi. Kita harus mencari cara mempercepat recovery dan keluar dari pandemi," ujarnya.
Faizasyah juga mengatakan pemerintah Indonesia telah menjalin komunikasi dengan pejabat Rusia dan Ukraina serta negara sahabat agar persoalan Rusia-Ukraina bisa diselesaikan secara damai.