Bursa saham Wall Street melesat pada perdagangan Rabu (10/3) karena kenaikan harga komoditas, terutama minyak yang mereda meski perang Rusia dan Ukraina masih berlanjut.
Mengutip CNBC, Dow Jones Industrial Average naik 653,61 poin menjadi 33.286,25, dibantu oleh kenaikan di Salesforce, Nike dan JPMorgan. S&P 500 naik 2,6% menjadi 4.277,88, untuk hari terbaiknya sejak Juni 2020. Nasdaq Composite yang berfokus pada teknologi naik 3,6% menjadi 13.255,55, tertinggi sejak November 2020.
Kenaikan harga saham kemarin telah menyeret Dow Jones keluar dari area koreksi dan Nasdaq keluar dari area bearish.
Harga minyak turun tajam pada perdagangan sore, memberikan dorongan ekstra pada harga saham. Minyak mentah WTI jatuh lebih dari 12%, atau $15, menjadi menetap di US$108,7 per barel, mencatat hari terburuknya sejak 26 November. Sementara itu, minyak mentah Brent turun 13% atau US$16,8 menjadi US$ 111,1, penurunan satu hari terbesar sejak April 2020.
Pasar bereaksi terhadap pelonggaran harga komoditas yang telah menekan harga saham akhir-akhir ini. Produk energi dan pertanian melambung, sedangkan barang komoditas seperti perak, tembaga, dan platinum turun. Harga gandum berjangka turun tajam, sedangkan paladium melanjutkan kenaikannya.
"Pasar ekuitas terus mengambil isyarat dari perubahan harga komoditas, yaitu minyak," kata Kathy Bostjancic, kepala ekonom AS di Oxford Economics.
Kenaikan harga saham teknologi telah mendorong indeks. Netflix naik 5%, Microsoft 4,6%, sedangkan Meta Platforms dan Alphabet masing-masing naik 4,3% dan 5%.
Saham-saham terkait konsumen tertentu kembali menguat setelah sempat melemah di tengah kekhawatiran bahwa harga gas yang lebih tinggi akan mengurangi pengeluaran konsumen. Nike naik 4,7% dan Starbucks bertambah 4,3%.
Maskapai dan jalur pelayaran juga lebih tinggi pada hari Rabu. Carnival Corp naik 8,8% dan United Air Lines naik 8,3%.
Harga surat berharga AS turun dan imbal hasil naik karena investor keluar dari obligasi setelah sebelumnya bertahan pada instrumen pendapatan tetap karna perang Rusia dan Ukraina. Hasil benchmark 10-tahun naik sekitar 5 basis poin menjadi 1,93%. Sebuah basis poin sama dengan 0,01%.
Saham bank bergerak lebih tinggi karena imbal hasil naik. Bank of America naik 6,4% dan Wells Fargo meningkat 5,8%. Goldman Sachs menambahkan 3,8%.
Meski sentimen harga minyak mereda, pergerakan saham AS masih akan dibayangi oleh kebijakan The Fed.
“Secara keseluruhan, volatilitas kemungkinan akan bertahan, adaberbagai hasil yang mungkin terjadi di Ukraina, tetapi fundamental ekonomi AS masih terlihat baik, terutama jika The Fed dapat menavigasi kenaikan suku bunga tanpa menekan permintaan,” ujar Ross Mayfield, analis strategi investasi di Baird.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan, lowongan pekerjaan melebihi jumlah pekerja yang tersedia hampir 5 juta pada Januari. Indeks harga konsumen Februari, ukuran utama inflasi, akan dirilis pada pukul 08:30 ET pada Kamis.