Ledakan Kembali Guncang Ibu Kota Ukraina

ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria/WSJ/cf
Tentara Ukraina mengendarai sebuah tank di sepanjang jalan, di tengah invasi Rusia ke Ukraina, di dekat kota Pokrovsk, Donetsk, Ukraina, Rabu (25/5/2022).
Penulis: Annissa Mutia
5/6/2022, 13.42 WIB

Kedua belah pihak mengklaim telah menimbulkan banyak korban dalam pertempuran itu.  Menurut para ahli militer, pertempuran darat itu dapat menentukan pihak mana yang memiliki momentum perang yang berkepanjangan dalam beberapa bulan mendatang.

Di bidang diplomatik, Kyiv menegur Presiden Prancis Emmanuel Macron karena mengatakan penting untuk tidak "mempermalukan" Moskow.

“Kita tidak boleh mempermalukan Rusia sehingga pada hari ketika pertempuran berhenti, kita dapat membangun jalan keluar melalui cara-cara diplomatik,” kata Macron kepada surat kabar regional dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Sabtu. Macron juga mengatakan bahwa dia “yakin peran Prancis adalah menjadi penengah."

 Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba tanggapan melalui sebuah cuitan di Twitter, "Pernyataan untuk tidak menghina Rusia hanya dapat mempermalukan Prancis dan setiap negara lain yang akan menyerukannya.

 "Karena Rusialah yang mempermalukan dirinya sendiri. Kita semua lebih baik fokus pada bagaimana menempatkan Rusia pada tempatnya. Ini akan membawa perdamaian dan menyelamatkan nyawa."

 Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyampaikan pesan yang gamblang: "Konsekuensi mengerikan dari perang ini dapat dihentikan kapan saja ... jika satu orang di Moskow memberikan perintah," katanya, mengacu pada Presiden Rusia Vladimir Putin. "Dan fakta bahwa masih belum ada tatanan seperti itu jelas merupakan penghinaan bagi seluruh dunia."

Halaman: