Korsel Laporkan Kematian Pertama akibat Amoeba Pemakan Otak

Centers of Disease Control and Prevention
Penampakkan naegleria fowleri.
Penulis: Agustiyanti
29/12/2022, 06.32 WIB

Protozoa ini pertama kali ditemukan pada 1965 oleh ahli patologi Australia Malcom Fowle. Hingga kini, total terdapat 381 kasus infeksi Naegleria fowleri yang telah diidentifikasi di seluruh dunia pada tahun 2018 hingga 2020.

Pakar mikrobiologi lokal mengatakan warga Korea Selatan tidak perlu terlalu khawatir dengan kasus amoeba pemakan otak pertama karena parasit tersebut tidak mungkin ada di negara tersebut. Namun, mereka memperingatkan bahwa jumlah kasus di seluruh dunia meningkat.

Shin Ho-joon, seorang ahli mikrobiologi di Universitas Ajou mengatakan begitu seorang pasien terinfeksi naegleria fowleri, kemungkinan untuk bertahan hidup sangat rendah karena penyakit ini berkembang pesat.

Diagnosa pencegahan infeksi sangat sulit karena gejala awal mirip dengan flu biasa. Pasien kemudian menunjukkan gejala seperti leher kaku, tidak sadarkan diri koma dalam waktu yang cepat. 

"Kematian dapat terjadi di hari-hari berikutnya. Itulah sebabnya dalam banyak kasus, infeksi terdeteksi setelah kematian," katanya. 

Hingga kini, belum ada pengobatan atau vaksin yang efektif untuk melawan infeksi akibat amoeba pemakan otak  ini. Tim risetnya telah bekerja untuk mengembangkan vaksin potensial melawan patogen yang terbawa air ini uji coba awal pada tikus yang menunjukkan hasil yang menjanjikan. Namun, efektivitasnya pada manusia belum dapat dibuktikan.

Halaman: