G7 Sepakati Komunike Dukung Ukraina, Indonesia Siap Jadi Mediator

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/tom.
Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Senin (15/5/2023).
Penulis: Ira Guslina Sufa
21/5/2023, 13.39 WIB

Pemimpin Kelompok Tujuh Negara Maju (G7) berjanji mendukung Ukraina selama menghadapi agresi Rusia. Pernyataan itu termuat dalam komunike yang dirilis pada hari kedua pertemuan G7 yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Jepang, dan Kanada, ditambah Uni Eropa, Sabtu (20/5).  

Adapun Komunike disampaikan beberapa menit setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tiba di Jepang untuk menghadiri KTT ini. Dalam pertemuan itu, G7 juga mendesak China agar menekan Rusia guna menghentikan perang di Ukraina. G7 juga meminta China menyelesaikan masalah Taiwan dengan cara damai.

Para pemimpin G7 juga mengungkapkan kekhawatiran mendalam terhadap situasi di Laut China Timur dan Selatan, di mana Beijing  meningkatkan klaim teritorialnya. Kekuatan militer dan ekonomi China yang meningkat di perairan terdekat, termasuk Selat Taiwan, telah mempertegang hubungan  China dan AS, serta membahayakan keamanan kawasan. 

Komunike G7 juga menekankan pentingnya memperkuat rantai pasokan untuk bahan industri penting, seperti semikonduktor, dan mengambil tindakan lebih luas dalam melawan pembatasan perdagangan secara sepihak. Para pemimpin G7 juga sepakat memperbesar  bantuan energi dan pembangunan untuk negara-negara berkembang mencegah apa yang mereka sebut sebagai jebakan utang China. 

Dalam konteks keamanan, negara G7 juga mengutuk peluncuran rudal balistik oleh Korea Utara yang disebut mereka melanggar hukum internasional. Mereka menyeru Korea Utara  agar sepenuhnya meninggalkan senjata nuklir dan program-program pengembangan nuklir.

Indonesia nyatakan siap jadi mediator Rusia - Ukraina 

Di sela pelaksanaan KTT G7 dan negara mitra, Presiden RI Joko Widodo yang turut hadir menyampaikan dukungan atas upaya perdamaian yang digagas. Dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia terus mendukung upaya perdamaian di Ukraina dan menyatakan kesiapan menjadi mediator. 

"Indonesia siap jadi jembatan perdamaian antara Ukraina dan Rusia," kata Presiden Jokowi.

Sementara itu, Presiden Zelenskyy menyampaikan apresiasi atas peran Indonesia untuk mengupayakan perdamaian di Ukraina. Presiden Zelenskyy juga menyampaikan apresiasi kepada Jokowi sebagai salah satu dari pemimpin negara yang pertama berkunjung ke Kyiv di tengah situasi sulit yang dihadapi Ukraina.

"Saya ingat kedatangan Yang Mulia, termasuk yang pertama ke Ukraina. Terima kasih dan kami akan selalu ingat," ucap Zelenskyy.

Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin juga berbicara mengenai masalah pangan, sebagaimana yang telah dibahas di Kyiv beberapa waktu yang lalu. Presiden Jokowi menyampaikan dukungan terhadap perpanjangan Black Sea Grain Initiative.

"Saya sambut baik perpanjangan Black Sea Grain Initiative selama dua bulan. Ini sangat penting untuk kelancaran rantai pasok gandum dunia," ungkap Presiden Jokowi.

Selain masalah pangan, pertemuan juga membahas tentang bantuan kemanusiaan. Indonesia telah berkomitmen untuk berkontribusi dalam perbaikan salah satu rumah sakit di Ukraina.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Zelenskyy, yaitu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Reporter: Antara