Menko Airlangga: ASEAN-GCC dapat Tampil sebagai Kekuatan Ekonomi Baru
Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto menyambut positif hasil dialog strategis, antara ASEAN dan organisasi kerja sama negara-negara teluk atau Gulf Cooperation Countries (GCC) di World Economic Forum (WEF) di Arab Saudi.
Mengutip The Malaysian Reserve, Menko Airlangga mengungkapkan, kedua negara meyakini pertemuan tersebut akan meningkatkan kerja sama ASEAN dengan GCC, khususnya di bidang perdagangan dan investasi, sebagai kekuatan ekonomi baru.
Kedua pemimpin tersebut, bergabung dengan para menteri dari ASEAN dan GCC yang diundang oleh WEF untuk membahas dan mengidentifikasi bagaimana kedua organisasi dapat meningkatkan kerja sama untuk pertumbuhan berkelanjutan di tengah ketidakpastian global.
Dalam keterangan resmi, Airlangga menjelaskan, bahwa Indonesia, Malaysia, dan Laos merupakan “troika” ketua ASEAN tahun ini. Ini merupakan konsep rotasi ketua suatu acara untuk menjamin keberlangsungan isu yang dibicarakan.
Keketuaan ASEAN pada 2023 lalu, dipegang oleh Indonesia dengan tema 'Episentrum Pertumbuhan'. Sedangkan, tahun ini posisi tersebut diserahkan kepada Laos yang juga bertepatan dengan KTT ASEAN-GCC. Malaysia, akan memegang posisi keketuaan pada 2025 mendatang.
“Kerja sama antar negara penting dilakukan, terutama dalam agenda dalam negeri untuk mencapai ‘Indonesia Emas’ pada 2045 di tengah perlambatan ekonomi global dan meningkatnya ketegangan geopolitik saat ini,” kata Airlangga.
Dalam WEF, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi meminta negara-negara GCC untuk bergabung dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Ini untuk memperkuat kerja sama ekonomi yang telah terjalin antara ASEAN dan negara-negara mitra, karena ini akan menjadi blok perdagangan terbesar di dunia.
Menko Airlangga menyebut, blok perdagangan tersebut dapat memfasilitasi berbagai potensi kolaborasi di sektor perdagangan, investasi, ekonomi digital, keuangan syariah, usaha kecil dan menengah, serta pertukaran pemuda.
Ia juga menyebut, penerapan kerangka ASEAN-GCC perlu lebih jelas dan konkrit, serta perlu segera dimulainya kerja sama perjanjian perdagangan bebas untuk membuka peluang investasi dan perdagangan baru.
“Sektor pertanian, energi dan pariwisata harus diberi fokus, termasuk kerja sama di bidang transisi energi, carbon capture, pendidikan, kebudayaan dan industri produk halal, yang akan berkontribusi pada peningkatan ketahanan pangan dan energi. Ini akan mengirimkan sinyal kepada dunia, bahwa ASEAN-GCC merupakan kekuatan ekonomi baru di dunia,” ujar Airlangga.