Kerusuhan pecah di sejumlah kota besar yang berada di Inggris. Massa yang diduga berasal dari kelompok sayap kanan membakar properti serta menyerang polisi di sejumlah kota besar seperti London, Liverpool, hingga Manchester.
Massa juga berusaha membakar hotel yang menampung para pencari suaka. Kerusuhan ini merupakan yang paling besar usai tahun 2011 lalu. Total, kepolisian sudah menangkap 247 orang yang terlibat dalam kerusuhan.
"Jangan ragu: mereka yang berpartisipasi dalam kekerasan ini akan menghadapi kekuatan hukum penuh," kata Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada Minggu (4/8) dikutip dari The Guardian.
Kerusuhan terjadi di sejumlah kota setelah tiga gadis muda dibunuh dalam penusukan berantai di sebuah klub liburan di Southport pada Senin (29/7). Kepolisian Inggris juga telah mengidentifikasi pelaku penusukan, Axel Rudakubana, berusia 17 tahun asal Cardiff.
Ia menusuk sejumlah anak yang sedang beraktivitas di studio tari dan yoga di Hart Space. Akibat kejadian tersebut, tiga anak bernama Alice Dasilva Aguiar, Bebe King, dan Elsie Dot Stancombe meninggal dunia. Sedangkan delapan anak lainnya menderita luka tusukan.
Setelah kejadian, media sosial dipenuhi sejumlah informasi, mayoritas palsu, soal identitas penusuk. Tak lama, kelompok sayap kanan mulai menggelar demonstrasi untuk menentang penusukan dan kekerasan.
Meski demikian, demonstrasi lambat laun berubah menjadi kerusuhan satu hari kemudian. Beberapa perusuh terdengar meneriakkan slogan-slogan anti-imigrasi dan Islamofobia.
Kerusuhan lalu meluas ke sejumlah kota seperti Liverpool, London, Hartlepool, Bristol, Belfast, Hull, hingga Stoke-on-Trent. Bahkan, massa berusaha membakar sebuah hotel yang menampung pencari suaka di Rotherham.
Para pemimpin komunitas Muslim memperingatkan bahwa mereka tidak lagi merasa aman. Kementerian Dalam Negeri pada hari Minggu menyiapkan langkah keamanan untuk melindungi masjid.