BRICS adalah kelompok negara berkembang yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. Mereka bekerja sama dalam isu ekonomi dan politik untuk mendorong pembangunan bersama dan memperkuat pengaruh global.
Awalnya dibentuk sebagai BRIC tanpa Afrika Selatan pada 2009. Aliansi ini dirancang untuk menawarkan keseimbangan terhadap dominasi lembaga keuangan global seperti IMF dan Bank Dunia.
BRICS bertujuan menjadi wadah yang inklusif bagi negara-negara Global South, dengan fokus pada kerja sama ekonomi yang berkelanjutan dan pembangunan adil bagi semua anggotanya. Untuk mencapai ini, BRICS mendorong langkah-langkah kolektif dalam perdamaian, keamanan, dan kemakmuran bersama melalui kemitraan strategis.
Ada pun bentuk kerja sama BRICS dibangun di atas prinsip-prinsip saling menghormati, kesetaraan berdaulat, inklusivitas, konsensus dan kolaborasi yang diperkuat. BRICS adalah kemitraan negara-negara berpengaruh yang memperjuangkan multilateralisme inklusif.
BRICS beroperasi melalui berbagai platform, termasuk pertemuan tahunan di tingkat tinggi, diskusi antara menteri, dan kelompok kerja yang menitikberatkan pada aspek keuangan, perdagangan, dan keamanan. Setiap tahun, pemimpin dari negara-negara anggota berkumpul untuk membahas tantangan global dan merancang strategi kolaborasi.
Mereka juga telah mendirikan New Development Bank (NDB) untuk mendukung proyek infrastruktur dan investasi di antara anggotanya, sehingga mengurangi ketergantungan pada sistem keuangan Barat. Dengan mempromosikan dialog dan kerja sama, BRICS bertujuan untuk memperkuat posisi negara-negara berkembang dalam urusan internasional dan menciptakan sistem ekonomi global yang lebih adil.
Seiring berjalannya waktu, BRICS menggandeng beberapa negara tambahan. Termasuk di dalamnya Indonesia yang resmi bergabung pada Agustus 2023, untuk memperkuat pengaruh ekonomi, memperluas aliansi, dan memiliki suara lebih besar dalam keputusan global.
Keterlibatan langsung Indonesia dalam BRICS digadang akan dimulai setelah Pemilu 2024, tepatnya ketika sudah ada presiden terpilih. Saat ini, Indonesia fokus memperkuat pengaruhnya di pasar BRICS tanpa tergesa-gesa menjadi anggota resmi. Melansir sejumlah sumber, Indonesia ingin memastikan kebijakan luar negerinya tetap independen dan mempertimbangkan dampak potensial BRICS pada hubungannya dengan Barat, terutama dengan anggota baru.
Mengenai hal ini, berikut pembahasan lebih lanjut tentang negara apa saja anggota BRICS.
Negara Apa Saja Anggota BRICS?
1. Aljazair
Keterlibatan Aljazair dalam BRICS merupakan bagian dari rencana yang lebih besar untuk memperkuat pengaruhnya di kancah global dan mendorong kolaborasi antara negara-negara berkembang. Sebagai calon anggota, Aljazair berupaya memanfaatkan platform BRICS untuk meningkatkan kerja sama antar negara-negara Selatan dan mengatasi ketimpangan ekonomi.
2. Belarusia
Belarus memandang BRICS sebagai wadah untuk membangun hubungan ekonomi, terutama dalam bidang perdagangan dan investasi. Negara ini berusaha memanfaatkan kemitraan dengan negara-negara BRICS untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor pertanian, manufaktur, dan teknologi. Belarus juga menekankan pentingnya investasi dan proyek bersama yang dapat menguntungkan semua anggota.
3. Bolivia
Bolivia menjadi bagian dari BRICS untuk mengembangkan ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada negara Barat. Keanggotaan ini memberi akses ke pasar baru, peluang investasi, dan sumber daya keuangan melalui Bank Pembangunan Baru (NDB) untuk proyek pembangunan penting. Bolivia juga ingin memperkuat posisinya di dunia dan mendukung negara berkembang.
4. Indonesia
Indonesia bergabung dengan BRICS untuk meningkatkan ekonomi, diversifikasi kemitraan, dan memperkuat pengaruh global. Keanggotaan ini memberikan akses ke pasar baru dan peluang investasi, mendukung visi Indonesia untuk dunia multipolar yang menguntungkan negara berkembang.
5. Kazakhstan
Latar belakang Kazakhstan bergabung dengan BRICS tidak lain untuk memperkuat ekonomi dan kerjasama dengan negara berkembang. Keanggotaan ini memberi akses ke investasi dan pasar baru, terutama di sektor energi. Selain itu, Kazakhstan ingin meningkatkan pengaruhnya dalam kebijakan internasional dan mendukung dunia multipolar yang lebih adil bagi negara kecil dan menengah.
6. Kuba
Peran Kuba di BRICS adalah meningkatkan kerja sama ekonomi dan solidaritas politik dengan negara berkembang. Dengan bergabung, Kuba ingin mendiversifikasi kemitraan, mengurangi ketergantungan pada sekutu tradisional, dan mengakses peluang investasi baru. Keanggotaan ini juga memungkinkan Kuba terlibat dalam diskusi global dan memperkuat hubungan dengan negara anggota, terutama dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan pembangunan berkelanjutan.
7. Malaysia
Malaysia menjadi anggota BRICS untuk memperkuat dan meningkatkan pengaruh global dalam aspek ekonomi. Malaysia bertujuan untuk mendiversifikasi kemitraan perdagangannya dan mengakses pasar baru, terutama di sektor-sektor seperti teknologi, keuangan, dan infrastruktur.
8. Nigeria
Hampir serupa dengan negara lain, Nigeria bergabung dengan BRICS untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mendiversifikasi kemitraan, dan meningkatkan pengaruh globalnya. Keanggotaan menyediakan akses ke pasar baru dan peluang investasi, selaras dengan tujuan Nigeria untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan perannya dalam pengambilan keputusan internasional.
9. Thailand
Peran Thailand di BRICS berfokus pada kemitraan strategis untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan diversifikasi hubungan internasional. Meskipun bukan anggota penuh, Thailand aktif mencari peluang perdagangan, investasi, dan teknologi dengan negara-negara BRICS. Partisipasinya dalam KTT BRICS mencerminkan keinginan untuk memperkuat hubungan dengan negara berkembang dan menyeimbangkan aliansi tradisional, serta menyelaraskan tujuan pembangunan dengan inisiatif BRICS demi pertumbuhan berkelanjutan.
10. Turki
Turki bergabung dengan BRICS untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pengaruh geopolitiknya. Dengan keanggotaan ini, Turki ingin mendiversifikasi hubungan perdagangan dan mengakses pasar baru di sektor energi, infrastruktur, dan teknologi. Kemitraan ini mendukung strategi Turki untuk menciptakan dunia multipolar, memungkinkan kolaborasi dengan negara berkembang dan memperkuat hubungan di luar blok Barat. Turki juga berupaya memperjuangkan representasi lebih besar bagi negara-negara berkembang dalam pengambilan keputusan global.
11. Uganda
Dengan bergabung dengan aliansi ini, Uganda berupaya mendiversifikasi kemitraan internasionalnya dan mengakses pasar baru, terutama di sektor-sektor seperti pertanian, energi, dan infrastruktur. Keanggotaan di BRICS juga memberi Uganda platform untuk terlibat dalam diskusi global tentang perdagangan dan investasi, sambil mengadvokasi kepentingan negara-negara Afrika.
12. Uzbekistan
Keikutsertaan Uzbekistan dalam BRICS merupakan salah satu wujud dari aktivitas kebijakan luar negeri Uzbekistan. Rusia, Cina, India adalah beberapa mitra utama Uzbekistan. Uzbekistan berupaya meningkatkan peran internasionalnya, yang berhasil dicapai di kawasan Asia Tengah.
13. Vietnam
Keputusan Vietnam untuk bergabung dengan BRICS dapat dilihat melalui beberapa lensa anti-arus utama yang menantang narasi konvensional seputar aliansi internasional dan kemitraan ekonomi. Aksesi Vietnam ke BRICS menggarisbawahi komitmennya terhadap otonomi strategis, menjauh dari keselarasan tradisional dengan kekuatan Barat. Ini mencerminkan tren yang lebih luas di antara negara-negara yang berusaha mengukir kebijakan luar negeri independen daripada mengandalkan lembaga-lembaga yang dipimpin Barat.
Itulah penjelasan mengenai negara apa saja anggota BRICS yang patut diketahui. Ada pun tujuan utama aliansi ini untuk mengembankan sektor ekonomi pada negara-negara berkembang.