EDISI KHUSUS | Semarak Ramadan 1442 H

Aneka Diskon Ramadan, Berikut 8 Tips Aman Perencana Keuangan

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/pras.
Karyawan menghitung uang rupiah di Bank Mandiri Syariah, Jakarta, Senin (18/5/2020).
13/4/2021, 15.38 WIB

Startup, perusahaan konvensional, hingga usaha mikro kecil, dan menengah (UMKM) menggelar diskon saat ramadan, karena permintaan untuk kebutuhan lebaran meningkat. Perencana keuangan membagikan tips untuk mengelola keuangan, termasuk Tunjangan Hari Raya (THR).

Survei dari OVO Market Research menunjukkan bahwa 6 dari 10 orang di Indonesia kesulitan mengelola keuangan selama ramadan. Selain itu, 40% melenceng jauh dari rencana awal terkait keuangan.

Setidaknya ada delapan tips dalam mengelola keuangan saat ramadan. Pertama, membuat skala prioritas. "Harus tahu mana yang paling, penting, dan tidak," kata Certified Financial Planner Lolita Setyawati saat konferensi pers virtual, Selasa (13/4).

Kedua, menyiapkan dana ekstra sebelum ramadan. "Kalau misalnya tidak menerima THR, jadi tak kaget," ujar Lolita.

Ketiga, berbelanja dari awal atau sebelum ramadan agar tidak terpengaruh harga yang melonjak. Keempat, membuat menu sahur dan buka supaya makanan dan minuman yang dikonsumsi lebih terencana serta tidak bersisa. “Jangan mubazir," ujarnya.

Kelima, menentukan tujuan. Certified Financial Planner Finansialku Juan Mahir Muhammad mengatakan, ini hal pertama yang harus dilakukan agar penggunaan uang terarah.

Keenam, mencatat seluruh pengeluaran selama ramadan. “Semakin detail catatan, maka semakin bagus. Terkadang orang bilang, ‘hanya Rp 200 ribu, tidak perlu dicatat’. Padahal ini bisa untuk investasi," kata Juan saat wawancara khusus dengan Katadata.co.id, Selasa (13/5).

Ketujuh, mengerem atau mengurangi berbuka puasa di luar rumah mengingat banyaknya acara buka bersama alias bukber. "Sekali bukber minimal Rp 50 ribu. Bayangkan kalau setiap malam," katanya.

Kedelapan, berkomitmen terhadap pengeluaran yang sudah dicatat. Selama ramadan, harus bisa memisahkan pengeluaran seperti untuk dibagikan ke saudara saat lebaran, dana darurat, zakat, infak, dan lainnya.

Di satu sisi, ia menyadari ada banyak promosi saat ramadan. Ia mengatakan bahwa berbelanja saat diskon bisa dilakukan sepanjang anggarannya tersedia. “Kalau tidak cukup, harus ditahan,” kata dia.

Selain itu, masyarakat harus memahami mana yang kebutuhan dan keinginan. Biasanya, Juan meminta kliennya untuk menahan belanja produk diskon selama tiga sampai empat hari. Jika ternyata masih terpikir untuk membeli, bisa jadi ini kebutuhan.

Dalam kasus itu, bisa saja mengambil anggaran lain untuk berbelanja saat diskon. Namun, “apakah akan mengganggu cicilan? Yang jelas harus tahu tujuan keuangan ke depan, sehingga bisa menentukan strategi,” katanya.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan, Desy Setyowati