Kota Surabaya, Jawa Timur, identik dengan sebutan Kota Pahlawan karena insiden pertempuran 10 November 1945 yang merupakan salah satu pertempuran terbesar setelah proklamasi. Pertempuran tersebut adalah bukti perjuangan rakyat Indonesia melawan kolonialisme.
Ada banyak peninggalan bersejarah di kota Surabaya yang kini populer menjadi destinasi wisata sejarah dan budaya. Tetapi, ternyata terdapat pula lahan berisi hutan bambu yang subur dan asri. Hutan bambu tersebut bernama Hutan Bambu Keputih.
Sebagai informasi, bambu memiliki nilai ekonomi yang penting di Indonesia. Beberapa contoh penggunaan bambu dapat ditemukan dalam bahan bangunan, sebagai sumber makanan, dan sebagai produk mentah serbaguna.
Bambu merupakan tanaman hasil hutan bukan kayu (HHBK) dengan jumlah terbanyak berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2019.
Asal Mula Hutan Bambu Keputih
Hutan Bambu Keputih terletak di Jalan Raya Marina Asri, Keputih, Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya. Melansir dari situs web Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, hutan ini dulunya merupakan tempat pembuangan akhir (TPA).
Namun, Pemkot Surabaya memindahkan TPA tersebut ke daerah Benowo pada 2000. Lahan kosong tersebut diubah menjadi ruang terbuka hijau sekaligus destinasi wisata. Kini, Hutan Bambu Keputih ramai dikunjungi para wisatawan.
Untuk menjaga kelestarian hutan bambu, Pemkot Surabaya membentuk Satuan Tugas (Satgas) yang bertujuan untuk merawat dan menjaga kelestarian Hutan Bambu Keputih. Satgas tersebut terdiri dari 15 orang.
Suasana Hutan Bambu Keputih
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terdapat 125 jenis bambu di Indonesia dan 39 jenisnya sudah teridentifikasi. Dari jumlah tersebut tersebut ada 11 jenis yang tergolong jenis komersial.
Tetapi, hingga saat ini belum ada sumber resmi yang mengidentifikasi jenis tanaman bambu di Hutan Bambu Keputih. Beberapa kelompok bambu yang sering dikembangkan di Indonesia adalah jenis Bambusa, Dendrocalamus dan Gigantochloa.
Suasana Hutan Bambu Keputih menyajikan keindahan yang asri dan hijau. Dengan batang-batang bambu yang tinggi menjulang, pengunjung dapat merasakan suasana teduh sepanjang perjalanan.
Saat ada cahaya matahari yang menyusup masuk diantara celah pepohonan bambu, muncul nuansa mistis seakan terbawa ke dunia lain. Akses jalan di Hutan Bambu Keputih terasa lebih alami karena jalannya masih alami, tidak menggunakan aspal atau blok paving.
Hutan Bambu Keputih merupakan destinasi favorit bagi fotografer karena hutan ini dapat dijadikan objek foto yang menarik, seperti hutan bambu Arashiyama yang terkenal di Jepang. Beberapa pengunjung juga tampak berfoto menggunakan kimono untuk menambah kesan seperti berada di Jepang.
Bagi pasangan, Hutan Bambu Keputih merupakan latar yang menarik untuk dijadikan foto prewedding. Untuk mendapatkan hasil foto yang bagus tanpa pengunjung, sebaiknya datang saat hari kerja karena hutan ini ramai dikunjungi saat akhir pekan.
Taman Harmoni
Selain itu, tak jauh dari Hutan Bambu Keputih, ada sebuah taman bernama Taman Harmoni. Nama tersebut dipilih karena di Taman Harmoni ada banyak jenis tanaman seperti jakaranda, bungur, pagoda, dan bunga tabebuya yang terkenal karena mirip dengan bunga sakura.
Saat bunga tabebuya mekar, bisa dipastikan taman ini ramai oleh pengunjung. Hamparan bungan tabebuya berwarna merah jambu seakan memikat para pengunjung. Taman Harmoni juga memiliki beberapa pohon bambu. Paduan buanga tabebuya dan bambu seakan membawa pengunjung ke Jepang.
Berbagai tanaman dan pepohonan ditanam dengan rapi berdasarkan warna sehingga menghasilkan pemandangan lanskap yang indah. Selain formasi tanaman yang menarik, Taman Harmoni juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti air mancur dan taman bermain anak.
Taman Harmoni memiliki luas 18 hektar dan sangat populer . Selain bunga-bunga, beberapa titik di taman ini menjadi tempat favorit untuk berfoto seperti hutan bambu di sisi utara, gerbang merah dan air mancur di sisi timur, serta beberapa terowongan tanaman.
Rute Menuju Hutan Bambu Keputih
Untuk mencapai Hutan Bambu Keputih, pengunjung dapat melalui Jalan Raya Kertajaya dari pusat kota Surabaya lalu menuju arah Jalan Arief Rahman Hakim hingga sampai di Jalan Raya Marina Asri. Jaraknya sekitar 10 km dan dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 30 menit.
Tiket Masuk Hutan Bambu Keputih
Pengunjung dapat menikmati Hutan Bambu Keputih tanpa biaya apapun. Pengunjung hanya perlu membayar tarif parkir sebesar Rp 2 ribu untuk kendaraan roda dua dan Rp 5 ribu untuk kendaraan roda empat.
Hutan Bambu Keputih buka selama 24 jam. Jadi, pengunjung dapat datang kapan saja sesuai yang diinginkan. Pastikan untuk selalu menjaga kebersihan dan menerapkan protokol kesehatan saat berkunjung.
Manfaat Hutan Bambu Keputih
Hutan Bambu Keputih yang terletak dekat dengan pusat kota Surabaya dapat memberikan banyak manfaat seperti:
1. Menjaga kesehatan tubuh
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh College of Landscape Architecture Sichuan Agricultural University, aktivitas melihat dan berjalan kaki di lingkungan hutan bambu bermanfaat dalam hal menurunkan tekanan darah secara efektif, memperlambat detak jantung, dan menjaga saturasi oksigen. Mengunjungi hutan bambu juga dapat meredakan stres fisik dan menstabilkan emosi sehingga dapat menjaga kesehatan tubuh.
2. Meningkatkan volume air di bawah tanah
Berdasarkan penelitian oleh I. Made Budiasa, I. G. N. Alit Wiswasta, dan I. Dewa Nyoman Raka dari Universitas Mahasaraswati Denpasar, tanaman bambu memiliki akar rimpang yang sangat kuat. Struktur akar ini menjadikan bambu dapat mengikat tanah dan air dengan baik. Dibandingkan dengan pepohonan yang hanya menyerap air hujan 35-40% air hujan, bambu dapat menyerap air hujan hingga 90 % sehingga meningkatkan volume air di bawah tanah secara signifikan.
3. Melestarikan sumber daya air
Bambu dapat menyerap air hujan hingga 90% sehingga dapat membantu dalam pelestarian sumber daya air. Tak hanya itu, dalam sehari, bambu dapat bertambah panjang 30-90 cm dan mencapai usia dewasa pada umur 3-6 tahun. Penanaman bambu tidak memerlukan biaya besar karena tanaman bambu merupakan tanaman rakyat yang mudah dan murah didapatkan.
4. Menyerap karbon dioksida
Bambu lebih banyak menyerap karbon dioksida daripada tanaman kayu-kayuan ataupun buah-buahan. Studi menunjukkan bahwa satu hektar tanaman bambu dapat menyerap lebih dari 12 ton karbon dioksida di udara. Dengan melestarikan hutan bambu, karbon dioksida juga lebih banyak diserap sehingga emisi karbon dapat dikurangi dan pemanasan global dapat dicegah.
Oleh sebab itu, Hutan Bambu Keputih tak hanya indah untuk dinikmati tetapi memiliki peran penting bagi lingkungan dan kesehatan. Letaknya tak jauh dari pusat kota sehingga mudah diakses dari mana saja.