5 Gaya Lompat Tinggi dan Karakteristiknya

ANTARA FOTO/Maulana Surya/YU
Atlet Indonesia Dapiel Bayage melakukan lompatan saat bertanding dalam cabang olahraga lompat tinggi ASEAN Para Games 2022 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Rabu (3/8/2022). Dapiel Bayage memperoleh medali emas dengan lompatan setinggi 1,65 meter.
Penulis: Fathnur Rohman
Editor: Intan
17/10/2022, 11.35 WIB

Teknik ini sangat mudah dipelajari karena untuk awalan, pelompat memposisikan badannya tegak lurus dengan sedikit miring ke arah tiang mistar. 

Dengan momentum yang pas, kaki yang menjadi tumpuan akan melakukan tolakan untuk melewati mistar. Kemudian diikuti kaki satunya saat mendarat.

2. Gaya Guling atau Eastern Cut-off

Eastern cut-off merupakan teknik yang menjadi evolusi dari gaya gunting. Gaya lompat tinggi ini mulai digunakan atlet profesional di tahun 1940.

Gerakan ancang-ancang dimulai dengan posisi tubuh mengarah ke samping, tergantung kaki mana yang dipakai sebagai tumpuan. 

Saat meloncat melewati mistar, kaki lainnya diayunkan lurus ke depan dan menyilang. Lalu diikuti kaki tolakan. Sehingga seolah-olah kedua kaki terlihat menggunting. Ketika mendarat, kaki tumpuan akan jatuh terlebih dahulu.

3. Gaya Guling Sisi atau Western Roll

Gaya guling sisi atau disebut juga side roll dipopulerkan pertama kali oleh G. Horin dari Amerika Serikat pada 1912. Biasanya atlet yang mengadopsi gaya lompat tinggi ini, akan melakukan ancang-ancang dari samping antara 35-40 derajat dari tiang mistar.

Saat mencapai kecepatan lari maksimum, si pelompat menggunakan kaki terdekatnya dengan mistar untuk melakukan lompatan sekuat-kuatnya. Kaki terdekat dengan mistar akan diangkat untuk melewatinya dari arah samping. Kemudian tubuhnya diposisikan sebaik mungkin ketika mendarat.

Sayangnya, saat ini gaya Western Roll sudah ditinggalkan. Alasannya teknik ini  tidak dapat berkembang karena peraturan yang berlaku.

4. Gaya Straddle

Gaya lompat tinggi ini diawali dari samping menuju tiang mistar. Gerakan selanjutnya yaitu melakukan langkah ganjil 3-9 langkah tergantung ketinggiannya.

Saat melompat dan mengudara di atas mistar, posisi badan telungkup atau mistar dekat perut. Lalu si pelompat akan mendarat dengan sikap tubuh sebaik mungkin.

5. Gaya Fosbury Flop

Atlet yang memakai gaya lompat tinggi ini akan melengkungkan tubuhnya, ketika berada di atas mistar. Saat mengudara, posisi badannya terlentang dengan kedua kaki dalam kondisi rileks.

Saat mendarat, bagian punggung akan menyentuh matras terlebih dahulu. Lalu diikuti kedua kaki.

Seperti disebutkan sebelumnya, gaya fosbury flop merupakan teknik yang sangat populer di kalangan atlet lompat tinggi. Teknik ini dinilai sangat efektif untuk melakukan lompatan setinggi-tingginya.

Halaman: