Tingkatkan Keamanan Laut, Tujuh Kementerian Sinkronisasi Data

ANTARA FOTO/izaac mulyawan
Ilustrasi. Sinkronisasi data tujuh kementerian/lembaga juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi wisata bahari, perhitungan nilai jasa ekosistem, serta perhitungan dampak kerusakan lingkungan di perairan Indonesia.
Editor: Agustiyanti
12/2/2020, 14.19 WIB

Selain sebagai navigasi, sinkronisasi data juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi wisata bahari, perhitungan nilai jasa ekosistem, serta perhitungan dampak kerusakan lingkungan di perairan Indonesia. Hal itu nantinya akan dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala.

"Harus diimplementasikan dalam perlindungan lingkungan, keselamatan pelayaran, dan pengelolaan kawasan konservasi perairan dan wisata bahari,” kata dia.

(Baca: Susi Nilai Penenggelaman Kapal Solusi Terbaik Usir Kapal Pencuri Ikan)

Berdasarkan catatan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), jumlah tubrukan kapal sepanjang 2010 - 2016 mencapai 31% atau terbanyak kedua setelah kebakaran yang mencapai 35% dari total jumlah kecelakaan kapal sebanyak 54 kejadian. 

Institute of Marine Engineering Science and Technology (IMarEST) menyebutkan kebakaran kapal merupakan jenis kecelakaan laut yang paling sulit diatasi. Hampir seluruh kebakaran di kapal tidak dapat dipadamkan. 

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto