Pertamina dan Chevron hingga kini belum menyepakati transisi di Blok Rokan. Biarpun begitu, Pertamina Gas atau Pertagas bakal melanjutkan pembangunan pipa minyak di blok tersebut.
Direktur Utama Pertagas Wiko Migantoro mengatakan pihaknya tinggal menunggu persetujuan Final Investement Decision (FID). Dia berharap FID segera rampung sehingga Pertagas bisa mulai konstruksi pada akhir April 2020.
Dengan begitu, pembangunan pipa minyak sepanjang 340 kilometer itu bisa selesai pada Agustus 2021. Target tersebut sesuai dengan jadwal alih kelola Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina.
"Kami masih proses persetujuan FID. Secara pararel, kami proses procurement juga. Sehingga ketika FID didapat langsung eksekusi," kata Wiko ke Katadata.co.id pada Rabu (1/4).
(Baca: SKK Migas Minta Chevron Mengebor 100 Sumur di Blok Rokan)
Lebih lanjut, Wiko menyebut pembangunan pipa minyak tak terganjal masalah lahan. Meskipun, wilayah kerja Rokan masih dioperasikan oleh Chevron. "Sementara tidak ada masalah," ujarnya.
Pertagas mengalokasikan 90% dari belanja modal tahun ini sebesar US$ 280 juta untuk proyek tersebut. Total investasi pembangunan pipa minyak Blok Rokan mencapai US$ 450 juta.
Pertamina memeng berencana mengganti pipa minyak untuk mempertahankan produksi Blok Rokan saat alih kelola. Pertamina juga telah resmi membentuk anak usaha baru, yakni Pertamina Hulu Rokan.
Anak usaha baru itu akan mengelola Blok Rokan setelah kontrak Chevron berakhir. Dengan demikian, Pertamina bisa meningkatkan kontribusi ke produksi minyak nasional dari 48% pada 2019 menjadi 60% pada tahun depan.
Blok Rokan merupakan salah satu blok minyak terbesar di Indonesia. Blok migas seluas 6.220 kilometer ini memiliki 96 lapangan dengan tiga lapangan memiliki potensi minyak yang baik yaitu Duri, Minas dan Bekasap.
(Baca: Bertemu Luhut, Chevron Akhirnya Setuju Lanjutkan Investasi Blok Rokan)