Presiden Joko Widodo atau Jokowi pagi ini, Rabu (18/3) meninjau ketersediaan pasokan beras di Gudang Bulog, Jakarta. Jokowi tiba sekitar pukul 09.00 WIB, didampingi oleh pengawalan Paspampres. Presiden lalu disambut oleh Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso.
Selain meninjau ketersediaan beras, Jokowi juga meninjau kualitas stok beras yang bakal didistribusikan. Jokowi lantas meminta Bulog segera menggelar operasi pasar untuk beras. "Langsung keluarkan ini (beras) ya, operasi pasar," kata Jokowi kepada Budi.
Adapun acara ini merupakan agenda mendadak Presiden di luar agenda resmi yang telah dijadwalkan sebelumnya.
Setelah 30 menit meninjau Gudang Bulog, Jokowi langsung bertolak ke Istana Merdeka, Jakarta, untuk melanjutkan agendanya hari ini.
Dia menggelar rapat terbatas bersama jajaran menteri di Kabinet Indonesia Maju terkait penyesuaian harga gas industri dan BBM nonsubsidi serta penataan ekosistem logistik nasional.
(Baca: Amankan Stok Pangan, Jokowi Disarankan Realisasikan Impor Beras)
Jokowi sebelumnya memastikan ketersediaan bahan kebutuhan pokok cukup bagi masyarakat. Hal sama juga disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Menurut Syahrul, Kementerian Pertanian terus mengawal pasokan kebutuhan pokok. Dengan demikian, masyarakat tak perlu khawatir kekurangan pasokan serta kenaikan harga barang. "Masyarakat tenang dan tidak perlu resah. Hitungan kami hingga Agustus masih cukup," kata Syahrul di Jakarta, Senin (16/3).
Syahrul mengatakan bahwa ada 11 komoditas pokok yang dikawal, yakni beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi/kerbau, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir, dan minyak goreng.
Adapun, dia menyebutkan bahwa panen raya padi, jagung dan komoditas lainnya masih terus berlangsung hingga beberapa bulan kedepan. Dengan demikian, stok pangan akan terus bertambah dan secara simultan mengisi pasar.
(Baca: Jokowi Keluhkan Mahalnya Biaya Logistik di Indonesia)
Kendati demikian, dia juga tak menampik bahwa memang ada komoditas yang stoknya harus didatangkan dari luar negeri, karena produksi dalam negeri belum mencukupi saat ini, seperti bawang putih, daging sapi dan gula.
"Keadaannya tidak terhindarkan mengingat pemerintah ingin pastikan tidak ada kelangkaan menjelang puasa dan lebaran," ujarnya.