Gandeng Swasta, Pemerintah AS Uji Coba Vaksin Virus Corona

123RF.com/Lightfieldstudios
Ilustrasi obat. Pemerintah Amerika Serikat menggelar uji coba vaksin virus corona Covid-19 pada hari Senin (16/3) kemarin.
17/3/2020, 12.20 WIB

Pemerintah Amerika Serikat menggelar uji coba vaksin virus corona Covid-19 pada hari Senin (16/3) kemarin. Uji coba dilakukan badan milik Departemen Kesehatan AS yakni The National Institute of Health (NIH) di fasilitas riset Kaiser Permanente, Seattle.

Vaksin ini diberi nama mRNA-1273 dan dikembangkan oleh ilmuwan NIH yang bekerja sama dengan berusahaan bioteknologi yakni Moderna, Inc. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui dosis yang tepat bagi pengobatan virus corona.

“Fase pertama penelitian adalah langkah penting menuju capaian (vaksin corona) itu, " kata ilmuwan NIH yang juga Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases Anthony Fauci dilansir dari CNBC, Selasa (17/).

(Baca: Presiden Prancis Berlakukan Lockdown untuk Tekan Penyebaran Corona)

Vaksin ini sebelumnya sudah dicoba pada hewan, namun belum pernah dilakukan pada manusia. Dilansir dari BBC, seorang wanita berumur 43 tahun bernama Jennifer Haller menjadi sukarelawan  uji coba ini. “Ini kesempatan luar biasa bagi saya untuk berbuat sesuatu,” kata Haller.

Meski demikian, mRNA-1273 bukanlah vaksin yang dibuat dari virus corona melainkan replikasi dari kode genetic virus tersebut yang dibuat di laboratorium. Sukarelawan akan dipantau selama setahun untuk mengetahui efek perobaan vaksin tersebut.

Persoalan vaksin ini sempat memicu ketegangan antara AS dengan Jerman. Ini lantaran adanya laporan media di Jerman bahwa Presiden AS Donald Trump menawari uang US$ 1 miliar ke perusahaan obat di Tubingen yakni CureVAc untuk mengamankan pengobatan corona hanya untuk AS.

“Kami tidak bisa biarkan adanya pihak yang menginginkan hasil penelitian ini secara eksklusif,” kata Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas dikutip dari The Guardian, Selasa (16/3).

(Baca: WHO Tekankan Pentingnya Tes Semua Pasien Terduga Virus Corona)

Bahkan pekan lalu CEO CureVac Daniel Menichella secara misterius lengser dan digantikan Ingmar Hoerr. Ini setelah Menichella bertemu Wakil Presiden AS Mike Pence dan mengatakan perusahaan tersebut akan mengembangkan vaksin corona dalam  beberapa bulan.

Namun ahli penyakit infeksi dari Imperial College, London yakni dr John Tregoning mengatakan semua uji coba dilakukan demi melawan virus. “Bukan persaingan antar ilmuwan,” katanya dilansir dari BBC.