Gubernur Anies Beberkan Peningkatan Jumlah Pasien Pengawasan Corona

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di Stasiun Gambir, Jakarta, Kamis (12/3/2020). Kegiatan penyemprotan disinfektan itu untuk mencegah penularan COVID-19.
14/3/2020, 18.54 WIB

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan data terbaru jumlah pasien pemantauan, pengawasan, dan positif corona di DKI Jakarta. Dalam kurun waktu 12 hari, terjadi lonjakan pada jumlah pasien pemantauan dan pengawasan.

Ia membeberkan, per tanggal 1 Maret, pasien pemantauan tercatat sebanyak 129 orang, sedangkan per 12 Maret, jumlahnya menjadi 586 orang. Sedangkan pasien dalam pengawasan per 1 Maret sebanyak 39 orang, dan meningkat menjadi 261 orang pada 12 Maret. Sedangkan pasien positif corona sebanyak 69 orang.

"Dari 69 orang yang diumumkan Kemenkes telah terkonfirmasi Covid-19 dan penyebaran di Jakarta mulai semakin merata," kata dia dalam Konferensi Pers di Jakarta, Sabtu (14/3).

(Baca: 96 Orang Positif Corona, Potensi Sebaran Meluas ke Berbagai Daerah)

Ia menambahkan, sebanyak 190 rumah sakit di Jakarta siaga untuk mendukung penanganan infeksi corona, di mana delapan rumah sakit di antaranya merupakan rumah sakit rujukan. Sebanyak 1.838 klinik dan 289 unit Puskemas juga telah disiagakan.

"Adapun dokter yang berada di Jakarta ada sebanyak 3.350 orang dan perawat sebanyak 7.300 orang," kata dia.

Untuk mencegah penyebaran virus corona di Ibu Kota, Anies telah melakukan penutupan sekolah hingga tempat wisata, serta penyemprotan disinfektan. Ujian Nasional SMA/SMK yang sejatinya diselenggarakan pada Senin (16/3) juga ditunda.

(Baca: Cegah Corona, Anies Tutup Sekolah di Jakarta 2 Minggu dan Tunda UN)

Seiring penutupan sekolah, dirinya menyatakan kegiatan belajar-mengajar dilaksanakan secara digital. Penyelenggara kursus ataupun pendidikan nonformal lainnya juga disarankan Anies untuk menunda kegiatan belajar-mengajar secara langsung.