Pertamina terus memantau pergerakan harga minyak mentah dunia sebelum memutuskan perubahan harga BBM. Sebab, harga komoditas tersebut terus bergerak fluktuatif.
Setelah turun lebih dari 20% pada hari Senin (10/3), harga minyak berhasil rebound pada hari ini. Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (10/3) pukul 18.12 WIB, harga West Texas Intermediate (WTI) naik 9,41% menjadi US$ 34,06 per barel dan Brent naik 8,67% enjadi US$ 37,34 per barel.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan pihaknya belum bisa merubah harga BBM. Sebab, perusahaan perlu melihat tren penurunan harga minyak yang bisa berlangsung sementara atau bejangka panjang.
"Kami juga perhatikan faktor lain yang menjadi pembentuk harganya," kata Fajriyah ke Katadata.co.id pada Selasa (10/9).
Sedangkan untuk tambahan impor minyak mentah, Pertamina perlu memperhatikan penyerapan minyak mentah dalam negeri, kapasitas tangki, dan kapasitas pengolahan kilang milik perusahaan. Untuk kapasitas penyimpanan stok minyak mentah milik perusahaan saat ini bisa mencapai 12-15 hari dan kapasitas kilang sekitar 1 juta barel.
(Baca: Dampak Anjloknya Harga Minyak Dunia Terhadap Ekonomi dan Migas RI)
Sedangkan berdasarkan data Pertamina, impor minyak perusahaan pelat merah tersebut pada Januari 2020 mencapai 237 ribu barel per hari (bph) yang terdiri dari 168 ribu berupa minyak mentah dan 69 ribu berupa kondensat. Untuk impor produk BBM jenis Gasoline pada Januari 2020 mencapai 298 ribu bph.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan turunnya harga minyak memang membawa dampak positif karena minyak mentah dijual lebih murah. Minyak mentah tersebut dapat digunakan di kilang milik perusahaan.
“Di hilir kan bagus. Kami akan beli banyak jadinya, mumpung harga masih rendah,” ujar Nicke saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, pada Senin (9/3).
Namun, harga minyak yang rendah bisa berdampak buruk terhadap proyek hulu migas. Nicke menyebut kegiatan hulu migas bisa tak ekonomis jika harga minyak terus turun. "Untuk hulu memang ini berpengaruh ya karena keekonomian jadi masalah," ujar Nicke.
(Baca: Manfaatkan Harga Anjlok, Pertamina Bakal Tambah Impor Minyak Mentah)