PT Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) memastikan akan menggenjot pengembangan sektor panas bumi di Indonesia. Indonesia saat ini merupakan negara dengan sumber cadangan panas bumi terbesar ketiga di dunia.
Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati menyebut Indonesia masih menyimpan potensi sumber cadangan panas bumi sekitar 28 gigawatt (GW) hingga 30 GW. Dari potensi tersebut, Pertamina baru mengelola 1.877 megawatt (MW).
"Dari 1877 MW, ada yang dioperasikan sendiri sebesar 572 MW dan sisanya ini kami operasikan bersama dengan pihak lain," kata Nicke di Gedung DPR, Selasa (25/2).
(Baca: Turunkan Harga Gas, Pertamina Minta Insentif dari Pemerintah)
Adapun saat ini, perusahaan pelt merah tersebut masih menemui beberapa kendala dalam mengembangkan energi panas bumi. Salah satunya, kemampuan PLN dalam menyerap sumber energi tersebut. "Ketika demand listrik ini turun, maka PLN menerapkan merit order. Jadi listrik yang termurah yang akan masuk sistem terlebih dahulu," ujarnya.
Selain itu, harga listrik dari pembangkit panas bumi saat ini juga masih tergolong belum ekonomis. Hal ini lantaran sumber energi panas bumi rata-rata terletak di luar pulau Jawa.
"Padahal, permintaan kebanyakan di Jawa. Namun untuk jangka panjang sebetulnya ini paling bagus, dari sisi kehandalan," katanya.
(Baca: Menteri ESDM Minta Pelonggaran Aturan Kapal Pengangkut Batu Bara)
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebut pihaknya masih menunggu regulasi baru yang mengatur mengenai tarif listrik dari pembangkit listrik tenaga panas bumi atau PLTP. Skema penetapan harga beli listrik dari pembangkit ini akan diatur khusus dalam peraturan presiden.
"Kami baru mengidentifikasi tarif yang dari panas bumi itu sekitar berapa. Bagaimana bisa mereduksi menurunkan tarif sehingga terjangkau," ujar Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Ida Nuryatin Finahari saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, akhir pekan lalu.