Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatatat serapan anggaran pada 2019 mencapai Rp 202,6 miliar atau 97% dari total pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar Rp 208,3 miliar.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan serapan tersebut lebih baik dalam 10 tahun terakhir. "Rata-rata penyerapan diatas 90%, ini sudah lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya," kata Erick, saat Rapat Kerja Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Kamis (20/2).
Erick memaparkan bahwa serapan tersebut terdiri dari belanja barang yang terserap sebesar Rp 129,8 miliar atau 96,2% dari pagu belanja sebesar Rp 134,88 miliar. Sedangkan serapan belanja pegawai mencapai Rp 57,73 miliar atau 98,9% dari total anggaran Rp 58,35 miliar.
(Baca: Belanja dan Penerimaan Negara Merosot, Defisit APBN Januari Rp 36 T )
Serta belanja modal sebesar Rp 14,97 miliar atau 99,6% dari anggaran sebesar Rp 15,02 miliar. Erick menjelaskan bahwa anggaran tersebut digunakan untuk membenahi gedung, re-layout, dan belanja pegawai.
Adapun serapan anggaran Kementerian BUMN selama empat tahun terakhir selalu mencapai lebih dari 90%. Pada 2016 serapan anggaran mencapai 93% atau Rp 178 miliar dari total Rp 191 miliar, kemudian naik menjadi 95% pada 2017 (Rp 190 miliar dari Rp 199 miliar), dan 92% pada 2018 (Rp 228 miliar dari Rp 247 miliar).
Namun sepuluh tahun sebelumnya, yakni pada 2010 serapan anggaran kementerian ini hanya mencapai 56% (Rp 93 miliar dari Rp 166 miliar), 76% pada 2011 (Rp 119 miliar dari Rp 144 miliar), 84% pada 2012 2012 (Rp 93 miliar dari Rp 111 miliar).
Kemudian 81% pada 2013 (Rp 109 miliar dari Rp 135 miliar), 79% pada 2014 (Rp 97 miliar dari Rp 124 miliar) dan 84% pada 2015 ( Rp 125 miliar dari Rp 148 miliar). Sedangkan tahun ini kementerian yang dipimpin Erick akan mendapat pagu indikatif sebesar Rp 345,8 miliar atau naik 66% dibandingkan anggaran 2019.
(Baca: Menteri Erick Targetkan Konsolidasi Besar Rumah Sakit BUMN Tahun Ini)