Mubadala Petroleum baru saja merampungkan penjualan hak partisipasi (participating interest/PI) sebesar 20% di blok migas Andaman I dan South Andaman ke Premier Oil. Adapun aksi korporasi tersebut telah mendapatkan persetujuan Pemerintah Indonesia.
Pasca penjualan tersebut, Mubadala Petroleum memegang saham partisipasi sebesar 80% di Andaman I dan South Andaman II. Sedangkan Premier Oil memiliki 20% di masing-masing blok migas tersebut.
“Penyelesaian penjualan saham ini merupakan langkah penting bagi perusahaan dan untuk eksplorasi Blok Andaman di lepas pantai Aceh, dan mendukung strategi pertumbuhan Mubadala Petroleum di Indonesia,” kata Direktur Utama Mubadala Petroleum Bakheet Al Katheeri seperti dikutip dalam keterangan resmi, Kamis (23/1).
Di sisi lain, Mubadala juga memegang hak partisipasi 30% di Blok Andaman II yang dioperatori oleh Premiere Oil. Sehingga, Mubadala saat ini memegang kepemilikan saham di tiga blok migas di lepas pantai Aceh.
“Sehingga, Mubadala memegang wilayah yang masih belum dieksplorasi tetapi memiliki cadangan terbukti di basin Sumatra Utara untuk pertumbuhan eksplorasi di masa depan,” ujarnya.
(Baca: Menteri ESDM Harap Kepala BPMA Maksimalkan Potensi Migas di Aceh)
Kontrak Blok South Andaman diteken pada Februari tahun lalu. Komitmen investasi yang dijanjikan oleh Mubadala Petroleum sebesar US$ 2,15 juta berupa pelaksanaan kegiatan G&> dan seismik 3D 500 kilometer persegi.
Selanjutnya, bonus tanda tangan yang wajib dibayarkan sebesar US$ 2 juta. Blok seluas 3.548,69 km2 itu diproyeksi memiliki cadangan gas 1.243,37 miliar kaki kubik dan minyak 218,92 juta barel.
Sedangkan kontrak Blok Andaman I diteken pada April 2018 lalu. Mubadala menjanjikan komitmen investasi sebesar US$ 2,15 juta untuk melaksanakan kegiatan G&> dan akuisisi data seismik 3D 500 km2. Sedangkan bonus tanda tangan yang dibayarkan sebesar US$ 750 ribu.
(Baca: ENI Lepas 20% Hak Partisipasi Blok East Sepinggan ke Neptune Energy)