Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Julius Wiratno mengatakan Repsol menjadi perusahaan migas paling agresif dalam eksplorasi migas di Indonesia. Setelah menemukan cadangan migas di Blok Sakakemang pada tahun lalu, Repsol tetap melanjutkan kegiatan eksplorasi di wilayah kerja lain.
"Respol Kontraktor Kontrak Kerja Sama yang paling agresif ekplorasi. Untuk investasi besar sekali," ujar Julius, Selasa (22/1).
Repsol berencana memulai kegiatan eksplorasi berupa studi seismik di Papua pada tahun ini. Selain itu, Repsol akan mengebor sumur Rencong 1X Blok Andaman III pada kuartal empat 2020.
Pengeboran sumur Rencong 1X mundur dari jadwal semula pada 2019. Ini lantaran peralatan pengeboran datang terlambat dan Repsol harus mencari mitra terlebih dahulu agar pengembangan Blok Andaman III bisa lebih ekonomis.
(Baca: Petronas Akuisisi 49% Hak Partisipasi Talisman di Blok Andaman III )
Sebelumnya, Repsol merampungkan pengeboran sumur Anggun di Blok East Jabung. Namun, Repsol tidak mendapatkan penemuan cadangan migas alias dry hole.
"Dari sumur Anggun tidak dapat, tidak ekonomis, kecil sekali hanya tanda tanda saja," ujar Julius.
Repsol baru berhasil mendapatkan cadangan gas dari hasil pengeboran sumur Kaliberau Dalam 2X di Blok Sakakemang yang dimulai pada 20 Agustus 2018. Dari pengeboran tersebut, Repsol berhasil menemukan cadangan gas sebesar 2 triliun kaki kubik (TCF) di Blok Sakakemang.
Saat ini Repsol merampungkan proses deliniasi cadangan migas sambil menunggu sertifikasi cadangan dari Lemigas. Jika sertifikasi dari Lemigas sudah terbit, maka perusahaan asal Spanyol tersebut bisa segera mendapatkan persetujuan rencana pengembangan (Plan of Development/POD).
Repsol hanya mengajukan sertifikasi cadangan sebesar 1 TCF dari potensi cadangan terbukti 2 TCF. Hal tersebut untuk mempercepat persetujuan POD Blok Sakakemang di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Sebab, SKK Migas menargetkan Blok Sakakemang bisa berproduksi pada 2021 mendatang.
Jika Repsol ingin mengajukan sertifikasi 2 TCF, maka perusahaan asal Spanyol tersebut harus mengebor terlebih dahulu. Pengeboran diperlukan untuk membuktikan adanya tambahan cadangan.
(Baca: Genjot Produksi, SKK Migas Akan Percepat Pengembangan Sejumlah Blok)