Harga minyak mentah dunia kembali naik tipis, seiring dengan meredanya konflik antara Amerika Serikat (AS) dan Iran di Timur Tengah dan menjelang ditekennya kesepakatan dagang AS-Tiongkok. Meski demikian, jika dibandingkan dengan pekan lalu, harga minyak masih terpantau rendah.
Dikutip dari Bloomberg ,Selasa (14/1) pukul 08.23 WIB, harga minyak jenis Brent untuk kontrak Maret 2020 naik tipis 0,19% ke level US$ 64,32 per barel. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Februari 2020 naik tipis 0,09% menjadi US$ 58,13 per barel.
Pelaku pasar berharap, ekspektasi penarikan persediaan minyak mentah AS dan optimisme pasar akan penandatanganan kesepakatan perdagangan awal antara AS dan Tiongkok sebagai konsumen minyak utama dunia bisa mendorong harga minyak.
(Baca: Konflik AS-Iran Mereda, Harga Minyak Kembali Merosot ke US$ 64,9/Barel)
Berdasarkan jajak pendapat Reuters Senin (13/1), persediaan minyak mentah AS mulai jatuh minggu lalu, sementara stok produk olahan terus meningkat dan stok bensin diprediksi meningkat sepuluh minggu berturut-turut .
Empat analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan, rata-rata stok minyak mentah turun sekitar 800.000 barel dalam sepekan hingga 10 Januari.
Reuters melaporkan, harga minyak meningkat menjelang ditekennya kesepakatan perdagangan fase I antara AS dan Tiongkok di Washington. Hal tersebut dinilai sebagai langkah besar guna mengakhiri perselisihan kedua negara dan telah berdampak terhadap terpangkasnya pertumbuhan global dan anjloknya permintaan minyak.
Di tempat lain, menteri energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan negaranya berupaya menjaga untuk stabilitas pasar minyak saat ketegangan AS-Iran meningkat. Pihaknya menginginkan harga minyak naik secara berkelanjutan seiring pertumbuhan permintaan.
(Baca: Data Stok AS Meningkat, Harga Minyak Terus Turun ke US$ 65)
Harga minyak melonjak ke level tertinggi dalam empat bulan setelah serangan drone AS membunuh seorang komandan Iran pada 3 Januari dan Iran membalas dengan meluncurkan rudal terhadap pangkalan AS di Irak. Tetapi tak lama berselang harga minyak kembali jatuh ketika Washington dan Teheran mundur konflik pekan lalu.
Pangeran Abdulaziz mengatakan masih terlalu dini untuk membicarakan apakah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya (OPEC+) akan melanjutkan pembatasan produksi yang akan berakhir pada Maret.
Kelompok OPEC + negara-negara penghasil minyak bulan lalu sepakat untuk mengendalikan output dengan tambahan 500.000 barel per hari pada kuartal pertama 2020, di atas pengurangan yang disepakati sebelumnya sebesar 1,2 juta barel per hari.