Muhadjir Effendy: Banjir Jabodetabek karena Anomali Musim Kemarau

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Ilustrasi, petugas Dinas Sumber Daya Air Aliran Barat Pemprov DKI Jakarta mengevakuasi warga di Jalan Pulo Nangka, Daan Mogot, Jakarta Barat, Kamis (2/1/2020). Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyebut banjir di Jabodetabek disebabkan cuaca yang ekstrem.
2/1/2020, 20.32 WIB

BMKG pun memproyeksi hujan ekstrem berpotensi terjadi pada 10-15 Januari 2020. Dwikorita mengatakan, hujan ekstrem tersebut terjadi karena aliran udara basah dari Timur Afrika yang masuk ke wilayah Indonesia. 

“Siklus itu bakal berulang pada akhir Januari hingga pertengahan Februari 2020,” kata Dwikorita dalam Rapat Koordinasi Banjir Jabodetabek di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (2/1).

Ia mengatakan, sejumlah wilayah yang diprediksi akan terdampak hujan dengan intensitas tinggi hingga ekstrem meliputi Sumatera bagian tengah dan Jawa. Cuaca tersebut juga diperkirakan akan melanda Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian selatan hingga tenggara. 

Atas dasar itu, masyarakat diimbau untuk mempersiapkan diri. “Sebagai antisipasi kemungkinan bencana yang dapat berpotensi terjadi,” kata dia.

Sekadar informasi, hujan yang terjadi sejak Selasa, 31 Desember 2019 hingga Rabu, 1 Januari 2020 membuat banjir di wilayah Jabodetabek. BNPB mencatat ada 169 titik banjir di ibu kota dan sekitarnya.

(Baca: Menyoal Banjir Kiriman dan Sistem Peringatan Dini Bendung Katulampa)

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto