Menteri ESDM Sebut Dua Strategi Tingkatkan Produksi Migas Pertamina

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Menteri ESDM Arifin Tasrif memberikan sambutan saat pembukaan Pertamina Energy Forum 2019 di Jakarta, Selasa (26/11/2019). Dalam kesempatan tersebut, Arifin mendorong Pertamina meningkatkan produksi migas.
26/11/2019, 13.36 WIB

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan sumber energi premier Indonesia masih bergantung pada energi fosil. Dia pun menyebut dua strategi untuk mengoptimalkan produksi migas Pertamina agar dapat memenuhi kebutuhan energi Indonesia. 

Adapun dua Strategi tersebut dibagi ke dalam strategi jangka panjang dan jangka pendek. Strategi jangka pendek yakni mendorong Pertamina untuk menggandeng mitra demi memperkuat kapasitas keuangan dan teknis hulu migas perusahaan pelat merah tersebut. 

"Pemerintah akan mengijinkan Pertamina menggandeng mitra-mitra terpercaya guna meningkat aliran modal ke dalam negeri," kata Arifin dalam acara Pertamina Energy Forum 2019 di Jakarta, Selasa (26/11).

Untuk strategi j‎angka panjang, Arifin mendorong Pertamina mempertahankan produksi migas dan mengubah sumber daya alam menjadi cadangan. Caranya dengan melaksanakan Enhanced Oil Recovery (EOR) dan meningkatkan kegiatan eksplorasi.

Arifin menyebut Pertamina merupakan perusahaan migas nasional  yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan migas dalam negeri. Untuk itu, Pertamina harus dapat meningkatan produksi migas dan membangun infrastruktur migas. 

"Pertamina bekerja keras untuk mencapai target pemerintah terkait peningkatan produksi dan cadangan migas maupun membangun infrastruktur migas,"‎ tandasnya. 

(Baca: Investasi Pertamina Rp 110 Triliun Tahun Depan, Mayoritas Sektor Hulu)

Berdasarkan catatan Databoks, cadangan gas Indonesia cenderung menurun dari tahun ke tahun. Pada akhir 2018, cadangan gas terbukti hanya 96,06 TCF, turun 10,5 persen dibandingkan cadangan gas terbukti pada 2009. Sedangkan cadangan gas potensial Indonesia hanya sebesar 39,49 TCF pada akhir 2018, turun 24,5 persen dibandingkan posisi pada 2009.

Penurunan cadangan gas terjadi seiring minimnya kegiatan eksplorasi migas di tanah air. Pemerintah terus mengupayakan eksplorasi dengan mengajak para investor untuk studi bersama. Harapannya agar wilayah kerja baru dapat ditemukan guna meningkatkan cadangan yang makin menipis. Berikut grafik terkait cadangan gas di Indonesia :

Selain cadangan gas yang semakin turun, cadangan minyak pun semakin sedikit. Berdasarkan data BP, cadangan minyak terbukti Indonesia menunjukkan tren penurunan dari tahun ke tahun.

Pada 1980, cadangan minyak Indonesia mencapai 11,6 miliar barel, namun pada 2017 hanya tersisa 3,17 miliar barel. Angka tersebut di bawah Malaysia sebesar 3,6 miliar barel maupun Vietnam sebanyak 4,4 miliar barel.

Turunnya cadangan minyak disebabkan aktivitas eksplorasi , baik untuk offshore maupun onshore. Pada 2011, realisasi pengeboran sebanyak 79 sumur, namun pada 2017 tinggal 48 sumur. Investasi di sektor migas yang membutuhkan dana yang sangat besar, terlebih lagi cadangan minyak nasional yang mayoritas berada di offshore membuat kegiatan eksplorasi migas di Indonesia semakin sedikit. Data selengkapnya terkait data cadangan minyak Indonesia dalam grafik Databoks di bawah ini :

Reporter: Verda Nano Setiawan