AKR Kembali Salurkan Solar Subsidi Mulai Tahun Depan

Arief Kamaludin | Katadata
Ilustrasi, mesin penyalur solar. PT AKR Corporindo Tbk kembali menyalurkan solar subsidi mulai tahun depan. AKR sempat menghentikan penyaluran bbm tersebut karena menganggap formula harga yang ditetapkan Kementerian ESDM tidak ekonomis.
21/11/2019, 15.31 WIB

PT AKR Corporindo Tbk (AKR) bakal menyalurkan kembali BBM jenis solar subsidi mulai tahun depan. Ini lantaran Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan untuk mengkaji kembali formula harga solar subsidi.

Sejak Mei 2019 lalu, AKR menghentikan sementara penyaluran solar subsidi karena perubahan formula harga yang ditetapkan pemerintah dianggap tidak ekonomis bagi perusahaan. Dengan revisi formula harga, AKR berharap solar subdisi lebih ekonomis.

Di sisi lain, Presiden Direktur AKR Haryanto Adikoesoemo menyatakan perusahaan mendukung program pemerintah dalam menyalurkan BBM kepada masyarakat. "AKR siap mulai kembali menyalurkan BBM Bersubsidi pada 2020 melalui outlet-outlet kami sesuai tujuan utama yaitu mendukung program pemerintah dalam penyaluran energi yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia,”ujar Haryanto.

Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) M Fanshurullah Asa menjelaskan perusahaan dengan kode emiten AKRA tersebut sebenarnya mendapatkan penugasan penyaluran solar subsidi selama lima tahun sejak 1 Januari 2018 sampai dengan 2022. Dengan begitu, AKR bisa langsung mulai penyaluran solar subsidi pada 2020.

(Baca: Menteri ESDM Sebut Kuota Solar Subsidi Cukup Hingga Akhir Tahun)

Sejak ditugaskan menyalurkan Jenis BBM Tertentu (JBT) oleh BPH Migas pertama kali pada 2010 hingga saat ini, AKR memiliki lebih dari 135 outlet SPBKB (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Kendaraan Bermotor) dan SPBN (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan) yang tersebar di 75 Kabupaten/Kota dan 12 Propinsi, yaitu di Sumatera Utara, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali.

AKR juga ikut menjelankan program BBM Satu Harga. Saat ini AKR telah mendirikan dan mengoperasikan 10 outlet SPBKB Lembaga Penyalur BBM Satu Harga.

Di sisi lain, pemerintah melalui Kementerian ESDM sebenarnya mengusulkan adanya penyesuaian harga solar pada 2020. Pemerintah bermaksud memangkas subsidi BBM solar menjadi maksimal Rp 1.000 per liter. 

Harga BBM jenis solar sejak April 2016 hingga saat ini belum pernah naik, yaitu stabil di Rp 5.150 per liter. Padahal harga minyak mentah Indonesia (ICP) mengalami perubahan yang dinamis.

Pada Juni 2019, harga ICP mencapai US$ 61 per barel, turun 10,42% dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 68,1 per barel. Pemangkasan subsidi di 2020 berpotensi membuat harga BBM solar mengikuti harga keekonomiannya, bisa turun atau naik. Berikut grafik Databoks terkait perkembangan harga BBM dan ICP :