Dua Proyek Baru Gagal Produksi, Lifting Migas 2019 Diproyeksi Turun

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi, logo Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dalam acara Gas indonesia Summit & Exhibition 2019 di JCC, jakarta Pusat (1/8). SKK Migas memproyeksi lifting migas tahun ini turun karena dua proyek gagal berproduksi sesuai jadwal.
15/11/2019, 11.28 WIB

Selain itu, ada lima proyek dalam tahap finalisasi. Salah satunya yakni Bukit Tua Phase-3 oleh Petronas Carigali Ketapang II Ltd yang ditargetkan rampung pada tahun ini. SKK Migas memproyeksi proyek tersebut bisa memproduksi minyak sebesar 3.182 bopd dan gas 31 MMscfd

"Sedang kami usahakan agar tidak mundur ke tahun 2020 onstream-nya," kata Julius.

Proyek lainnya yakni, Bison-Iguana-Gajah Puteri (BIGP) oleh Premier Oil Natuna Sea B.V yang diproyeksi bisa produksi pada pertengahan Desember. Awalnya proyek tersebut ditargetkan rampung pada kuartal ketiga 2019.

Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abudarrahman mengatakan mundurnya proyek tersebut dari jadwal yang ditargetkan karena keterlambatan peralatan yang di pesan dari Inggris. Meski demikian, Fatar mengungkapkan sebagian lapangan untuk proyek BIGP salah satunya yakni Lapangan Bison-Iguana berproduksi pada November ini. Berikutnya, Lapangan Gajah Puteri yang ditargetkan rampung pada pertengahan Desember. 

Proyek lainnya yang dalam finalisasi yaitu, Temelat yang dioperasikan Medco E&P Indonesia diproyeksi bisa menambah produksi 10 MMscfd, proyek Panen oleh PetroChina International Jabung Ltd yang  diproyeksi memproduksi minyak 2000 bopd, dan proyek Kedung Keris oleh ExxonMobil Cepu Ltd yang diproyeksi menambah 3,800 BOPD.

(Baca: SKK Migas Sebut Produksi Blok Mahakam Naik Jelang Akhir Tahun)

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan