Pos Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang baru akhirnya terisi. Jika tak ada perubahan mendadak, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mendapuk Arifin Tasrif, Duta Besar Indonesia untuk Jepang saat ini, untuk mengisi pos kementerian tersebut.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Katadata.co.id, Arifin datang ke Istana Presiden, Jakarta, Selasa malam (22/10). Ia bertemu dengan Jokowi untuk membahas pos barunya sebagai Menteri ESDM. Jika tak ada aral melintang, Arifin akan dilantik bersama menteri-menteri baru lainnya di Istana, pada Rabu pagi ini.

Nama Arifin memang menjadi salah satu kandidat Menteri ESDM dari kalangan profesional. Kandidat lainnya adalah Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto. Selain itu, para politisi dari berbagai partai politik sebenarnya juga mengincar kursi Menteri ESDM tersbeut.

Namun, Jokowi menjauthkan pilihan kepada pria yang menjadi Duta Besar sejak 2017 itu. Sebagai Duta Besar Jepang, Arifin terlibat dalam sejumlah kerja sama bidang energi antara Indonesia dan Jepang.

Salah satunya adalah penandatanganan Head of Agreement (HOA) pnengembangan Blok Masela pada 16 Juni 2019 di Jepang. Selain itu, Arifin mendampingi Menteri ESDM periode sebelumnya, Ignasius Jonan, dalam urusan kerja sama antara Indonesia-Jepang terkait pengembangan energi hijau melalui produk turunan kelapa sawit.

Sebelum menjabat sebagai Duta Besar Jepang, Arifin menduduki posisi Presiden Direktur Pupuk Indonesia Holding Co mulai 2010 sampai 2015.

Pria lulusan Institute Teknologi Bandung itu juga pernah menjabat sebagai Presiden Direktur PT Petrokimia Gresik mulai 2001 sampai 2010. Sebelumnya, Arifin bekerja sebagai Direktur Bisnis PT Rekayasa Industri mulai dari 1995 hingga 2001.

Jika Arifin jadi dilantik menjadi Menteri ESDM pada Rabu (23/10), sejumlah pekerjaan yang ditinggalkan Jonan dan Arcandra Tahar di Kementerian ESDM telah menanti.

Khusus di sektor migas, Menteri ESDM yang baru diharapkan dapat memutuskan perpanjangan blok yang akan habis kontrak hingga 2026. Hingga saat ini jumlah blok yang masih dalam tahap evaluasi dan belum diputuskan yakni Blok Jabung yang akhir kontraknya 26 Februari 2023. Kontraktor saat ini adalah Petrochina Internastional Jabung Ltd (42,86%), Petronas Carigali Jabung Ltd (42,86%), dan Pertamina (14,29%).

Berikutnya Blok Bangko (Jambi) dengan akhir masa kontrak 16 Februari 2025. Kontraktor blok ini yaitu Petrochina Int Bangko Ltd (100%). Ada juga Blok Muriah yang kontraknya berakhir 31 Desember 2026. Kontraktor blok ini yaitu PC Muriah Ltd (80%) dan Saka Energi Muriah Ltd (20%).

Pekerjaan rumah lainnya, yakni produksi hingga cadangan migas yang dari tahun ke tahun terus turun. "Eksplorasi yang mandek, konsumsi BBM yang terus meningkat, BBM 1 Harga, subsidi energi baik itu LPG 3 kg maupun tarif listrik, EBT yang masih jadi anak tiri, UU Migas, dan UU Minerba masih menjadi PR yang harus diselesaikan," ujar Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan kepada Katadata.co.id pada Kamis (26/9).

Di sisi lain, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menilai tantangan bagi Menteri ESDM baru di sektor hulu migas yakni menaikkan cadangan dan produksi. Sedangkan di hilir migas yaitu memenuhi ketersediaan pasokan energi.