Mantan Menteri Sekretaris Negara Pratikno datang ke Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10). Dia datang ke Istana bersama dengan bekas aktivis 1998 Fadjroel Rachman dan peneliti Populi Center, Nico Harjanto.
Ketiganya datang ke Istana sekitar pukul 14.07 WIB. Mereka kompak mengenakan kemeja putih lengan panjang, seperti lima tokoh yang menjadi calon menteri di kabinet Jokowi.
Pratikno enggan menyampaikan maksud kedatangannya ke Istana. Ada pun, Fadjroel menyampaikan dirinya datang hanya untuk mendampingi Pratikno.
“Saya menemani Pak Pratikno,” kata Fadjroel di Istana Kepresidenan, hari ini.
(Baca: Pihak Istana Sebut Baru 5 Calon Menteri yang Dipanggil Presiden Jokowi)
Pihak Istana Kepresidenan memberikan klarifikasi hanya 5 orang yang bertemu langsung dengan Presiden Jokowi pada Senin (21/10) hingga pukul 14.30 WIB.
Deputi Protokol Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Triadi Machmudin, menegaskan lima orang yang bertemu Jokowi untuk mendapatkan tawaran posisi calon menteri.
Mereka yakni mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, bos Gojek Nadiem Makarim, Komisaris Utama Net Mediatama Televisi Wishnutama, mantan Ketua Tim Kampanye Nasional Erick Thohir dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. Lima tokoh ini kompak berkemeja putih.
(Baca: Wishnutama dan Erick Thohir Muncul di Istana, Jadi Menteri ?)
Sementara itu, Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Paruntu atau lebih dikenal dengan nama Tetty Paruntu yang tampak datang ke Istana Kepresidenan, bukan merupakan calon menteri. "Karena tidak bertemu dengan presiden jadi bukan (calon menteri)," kata Bey, hari ini di istana kepresidenan.
Tetty datang ke istana dengan berpakaian kemeja putih, sama dengan lima calon menteri. Namun, berbeda dengan lima kandidat menteri, Tetty beberapa jam menunggu di area istana. Dia meninggalkan istana setelah bertemu Airlangga.
"Setelah bertemu Pak Airlangga, beliau langsung meninggalkan istana lewat samping jadi tidak sampai bertemu Presiden," kata Bey.
(Baca: Pastikan Menjadi Menteri, Mahfud Sebut Jokowi Lantik Kabinet Rabu)