Pertamina EP Cepu (PEPC) akhirnya memulai prosesi tajak sumur atau spud in Proyek Pengembangan Lapangan Gas Unitisasi Jambaran–Tiung Biru (JTB) di Bojonegoro. Proyek JTB yang dikelola oleh PEPC merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telah ditetapkan oleh Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP).
Kegiatan tajak sumur tersebut merupakan awal dari rangkaian kegiatan operasi pengeboran. “Tajak Sumur ini merupakan capaian kami berikutnya dalam mengawal PSN,” Ujar Dharmawan H. Samsu dalam keterangan tertulis pada Kamis (10/10).
Direktur Utama PEPC Jamsaton Nababan mengatakan kegiatan operasi pengeboran ini telah dimulai sejak September 2019. PEPC menggandeng Pertamina Drilling Services Indonesia untuk kegiatan pengeboran tersebut.
Jamsaton menambahkan pekerjaan pengeboran dimulai dari tapak sumur Jambaran East yang meliputi tiga sumur pengeboran baru, yaitu Sumur JAM-3, JAM-5 dan JAM-8. Kemudian dilanjutkan pengeboran dua sumur lainnya yang terletak di tapak sumur Jambaran Central, yaitu Sumur JAM-6 dan JAM-7.
“Pekerjaan lainnya adalah mengerjakan re-entry satu sumur eksisting, yaitu sumur JAM-4 ST dengan melakukan completion dengan rangkaian pipa produksi yang tahan gas H2S.” ujar Jamsaton.
(Baca: Pertamina Targetkan Pengeboran di Jambaran Tiung Biru Beres Pada 2020)
Secara keseluruhan, pengembangan proyek JTB bakal terdiri dari beberapa pekerjaan, seperti pengembangan empat sumur di Jambaran East, dua sumur di Jambaran Central, dan pengerjaan pipa pengumpul sepanjang 6,6 km.
Ada juga pengerjaan fasilitas pemrosesan gas atau Gas Processing Facility (GPF) yang telah mencapai 36,91% dan mempunyai kapasitas 330 MMSCFD, pengerjaan jalur pipa fluida yang tersambung dengan CPF Lapangan Banyu Urip, pengerjaan jalur pipa sales gas sepanjang 11,3 km, pembangunan stasiun pengukuran sales gas dan juga pembangunan infrastruktur dan pendukung operasi seperti perkantoran, gudang, bengkel, rumah ibadah dan perumahan.
Proyek JTB ditargetkan memproduksi gas sebesar 192 MMSCFD yang dialirkan melalui Pipa transmisi Gresik-Semarang. Dengan cadangan gas JTB sebesar 2,5 triliun kaki kubik (TCF), JTB diharapkan dapat memberikan efek berganda khususnya untuk mengatasi defisit pasokan gas di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
(Baca: Hingga September, Realisasi Investasi Pertamina Capai Rp 47,75 Triliun)
Pertamina optimistis PEPC yang telah menyumbang 25% produksi minyak mentah nasional melalui Lapangan Banyu Urip akan menunjukkan komitmen kerjanya dalam mengawal proyek JTB agar selesai sesuai target. Sebab, proyek JTB diproyeksi bakal meningkatkan pendapatan negara dari US$3,61 miliar selama kontrak bagi hasil (PSC).
Pertamina tercatat menjadi salah satu BUMN yang berkontribusi cukup signifikan bagi pendapatan negara. Kontribusi Pertamina melalui pajak dan dividen pada 2018 mencapai Rp 120,8 triliun. Angka kontribusi ini merupakan yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Jika dibandingkan dengan 2017, kontribusi Pertamina dalam bentuk pajak dan pembayaran dividen kepada pemerintah meningkat Rp 13,7 triliun. Kontribusi terendah terjadi pada 2016, yakni sebesar Rp 92 triliun. Data selengkapnya bisa dilihat dalam grafik dibawah ini :