Mahasiswa Tepis Kabar Demonstrasi Ditunggangi Pihak Tertentu

Mahasiswa membantah demonstrasi di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hari Selasa (26/9) dilakukan untuk menggulingkan pemerintah yang sah.
26/9/2019, 20.09 WIB

Mahasiswa membantah kabar demonstrasi di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hari Selasa (26/9) dilakukan untuk menggulingkan pemerintah yang sah. Selain itu mereka juga menolak tudingan gerakan mahasiswa ditunggangi pihak tertentu.

Menurut Ketua Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik Seluruh Indonesia, Febri Rahmat, isu itu disebar oleh oknum tak bertanggung jawab untuk memperkeruh suasana. “Ada upaya untuk mengecilkan gerakan kami,” kata Febri di Jakarta, Kamis (26/9).

(Baca: Wiranto Sebut Demonstrasi Ditunggangi untuk Gagalkan Pelantikan Jokowi)

Febri juga menyatakan mahasiswa tidak memobilisasi siswa SMA/SMK untuk berdemonstrasi di sekitar Gedung DPR pada Rabu (25/9). Dia mengatakan siswa sekolah menengah itu melakukan aksinya atas inisiatif sendiri.

Aksi yang berujung rusuh itu dilakukan sehari setelah unjuk rasa digelar mahasiswa. Kejadian bermula ketika siswa yang menggunakan seragam sekolah dan pramuka melempari aparat yang berjaga di sekitar Kompleks Parlemen dengan batu.

“Mungkin karena hobi mereka tawuran, melihat ada kesempatan,” ujarnya.

Mahasiswa menggelar aksi turun ke jalan dengan beberapa tuntutan. Dua di antaranya menolak diberlakukannya Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) dan UU KPK. "Dengan semangat reformasi, kami mahasiswa telah menyatukan sikap untuk turun ke jalan," ujar Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Manik Marganamahendra beberapa hari lalu.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Wiranto sebelumnya menuding ada penunggang demonstrasi pada Selasa (24/9) dan Rabu (25/9) yang berakhir dengan kerusuhan.

(Baca: Kapolri: Ada yang Atur, Pola Rusuh Demonstrasi DPR Mirip 22 Mei)

Wiranto menyebut pihak tersebut ingin menggagalkan pelantikan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden. Ia beralasan ricuh usai demonstrasi bukan dilakukan mahasiswa dan pelajar, namun para preman. Wiranto juga mengatakan, penunggang aksi juga ingin pelantikan para anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) gagal.

Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mensinyalir pihak yang menunggangi demonstrasi punya tujuan menjatuhkan pemerintah yang sah. Karena itu, polisi bakal bertindak tegas serta memperkuat pengamanan objek vital seperti Istana Kepresidenan dan gedung DPR.