Sejumlah mahasiswa tetap bertahan di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Mereka tak mau meninggalkan gedung tersebut meski telah dibubarkan oleh aparat keamanan.
Berdasarkan pantauan Katadata.co.id pada Selasa (24/9) pukul 20.30 WIB, para mahasiswa masih memadati ruas jalan di depan TVRI, Senayan, Jakarta. Mereka bahkan terlibat konflik dengan aparat di jalan layang dekat TVRI.
Di satu sisi, polisi terus-menerus menembakan gas air mata. Di sisi lain, mahasiswa menyerang balik dengan melemparkan bom molotov ke arah polisi.
Akibat konflik tersebut, beberapa mahasiswa tampak dievakuasi menggunakan motor. Terlihat pula pembatas jalan dibakar oleh mahasiswa.
Mahasiswa terus dipukul mundur oleh aparat hingga memasuki kawasan Gelora Bung Karno (GBK). Mereka berkumpul di sana sambil terus menyanyikan lagu Indonesia Raya.
(Baca: Pengusaha Khawatir Investasi Terganggu Aksi Demonstrasi)
Para mahasiswa bertahan karena masih ingin bertemu dengan para pimpinan DPR. Mereka masih ingin menyampaikan tuntutan secara langsung kepada para pimpinan DPR.
Hingga saat ini, belum ada pimpinan DPR yang menemui mereka. Ketua DPR Bambang Soesatyo sebelumnya sempat ingin menemui mahasiswa.
Hanya saja, Bambang terkena tembakan gas air mata dari polisi, sehingga harus dievakuasi. Alhasil rencana pertemuan itu batal.
Untuk diketahui, ribuan mahasiswa menggelar demonstrasi di depan gedung DPR selama dua hari pada Senin (23/9) dan Selasa (24/9). Mereka menuntut agar berbagai revisi aturan yang bermasalah dibatalkan.
Beberapa aturan tersebut, yakni revisi Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP), revisi UU KPK, RUU Pertanahan, RUU Ketenagakerjaan. Kemudian, RUU Minerba, dan RUU Pemasyarakatan. Pedemo merupakan mahasiswa dari beragam daerah seperti Bandung, Bogor, Yogyakarta, Semarang, Solo dan Lampung.
(Baca: Gara-gara Demonstrasi di DPR, Asing Lepas Saham di Pasar Nyaris Rp 1 T)