Ibu Kota Dibangun, Bappenas Ramal Pertumbuhan Ekonomi Kaltim Tembus 7%

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Foto aerial bekas tambang batu bara di Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (28/8/2019). Kementerian LHK akan memperbaiki lubang-lubang bekas tambang di kawasan calon ibu kota negara baru.
16/9/2019, 18.29 WIB

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro memperkirakan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim) bakal melonjak seiring dimulainya pembangunan ibu kota baru. Prediksi dia, pertumbuhan ekonomi bisa menembus 7,3% dalam jangka pendek, dan berkisar 6,8%-7,6% dalam jangka panjang.

Angka prediksi tersebut di atas realisasi pertumbuhan ekonomi nasional yang di kisaran 5% saat ini. "Dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi, sebab akan ada konstruksi yang jumlahnya tidak kecil, termasuk penciptaan lapangan kerja," kata dia dalam diskusi Ibu Kota Negara di Jakarta, Senin (16/9).

Ia menjelaskan investasi infrastruktur akan meningkat. Investasi riil di Kaltim diperkirakan tumbuh 47,7% dalam jangka pendek. Selain itu, konsumsi meningkat. Sebab, Kaltim akan membutuhkan pasokan material seiring pembangunan ibu kota. Adapun Jakarta diperkirakan akan menjadi pemasok utama setelah Sulawesi Selatan dan Jawa Barat.

(Baca: Lahan di Ibu Kota Baru Bisa Dibeli dengan Syarat & Tingkat Penghasilan)

Sejalan dengan kondisi tersebut, peningkatan output diperkirakan terjadi pada sejumlah sektor. Peningkatan output terbesar diperkirakan terjadi pada sektor konstruksi, kesehatan, dan restoran. Selanjutnya, sektor yang diperkirakan meningkat meliputi industri semen, perdagangan, dan jasa lainnya.

Halaman: